webnovel

bab 37 pernikahan kyra

Kyra menyiapkan sarapan untuk rena, mereka sarapan bersama namun ucapan kyra membuat rena menjadi serius dan menatapnya tajam.

"Aku tidak akan bersama dikta, aku akan disini bersamamu" ucap kyra

Rena tak menjawab, ia menatap kyra serius.

"Aku tidak mau mendengarnya. Pulanglah!" Ucap rena serius

Rena beranjak akan pergi dari sana.

"Kenapa?" Tanya kyra

Langkah rena terhenti, kyra jalan mendekat dan berdiri di hadapan rena.

"Kenapa kamu begitu mencintaiku? Kenapa?" Tanya kyra kembali

"Aku tidak mencintaimu. Sudah kubilang yang kucinta kirana" jawab rena tegas

"Berhenti berbohong!" Bentak kyra

Rena melihat cincin yang dipakai kyra, ia menarik tangan kyra.

"Kenapa kau memakai cincin ini?" Tanya rena

"Karna cincin ini yang pas untukku" jawab kyra

"Lepaskan!"  Ucap rena

Kyra menarik tangannya dari genggaman tangan rena.

" tidak akan ku lepas" ucap kyra

Rena melepaskan cincin dari jari kyra dengan paksa. Keduanya saling menatap.

  Alya bermain bersama bu ira dirumah ditemani nita dan deon.

"Apa rena baik-baik saja?" Tanya deon

"Dia baik-baik saja" ucap bu ira

"Alya, dimana mamah kyra? Kenapa kesini sendirian?" Tanya nita

"Mamah kyra marah karna alya menyuruh pho menjauhi dan melepaskan mamah kyra" jawab alya

"Apa maksudnya?" Tanya deon

Deon dan nita tampak belum tahu dengan apa yang terjadi.

"Rena membiarkan kyra menikah dengan dikta. Mereka akan meikah seminggu lagi" jelas bu ira

Deon dan nita terkejut mendengar hal itu.

"Alya yang meminta pho untuk membuat mamah kyra dan ayah bersama. Apa yang alya lakukan salah?" ucap alya

"Tidak. Alya melakukan hal benar" jawab nita

"Salah! Sekarang pho mu itu akan bersedih dan menderita kau tahu,?!. Permintaanmu kecil bagimu tapi tidak bagi pho dan mamahmu" bentak deon.

"Alya lupakan ucapan paman deon!" Ucap nita memeluk alya yang ketakutan karna deon

   Rena dan kyra saling menatap, rena mendekat pada kyra.

"Jika kau mencintaiku, bersalah dengan dikta!" Ucap rena

"Aku tidak mau" tolak kyra tanpa ragu

"Kyra, kita sudah kenal dalam waktu lama. Aku baru kali ini meminta sesuatu padamu, berkorbanlah untuk alya.! Putrimu,alya hanya ingin keluarga utuh, memiliki ayah jadi lakukan itu! Menikahlah dengan dikta!" Ucap rena serius

"Lalu bagaimana dengan kita? Kau tahu bahwa aku hanya bahagia bersamamu, kau tahu bahwa aku hanya ingin bersamamu tapi sekarang dengan mudahnya kau bilang melepaskanku? Aku harus bersama dikta?" Ucap kyra menangis

Rena mendekat, ia menarik kyra lalu keduanya duduk di kursi.

"Kyra, kita semakin tua. Di banding mementingkan kebahagiaan kita sendiri lebih baik fikirkan kebahagian alya. Dia putri pertamamu yang tidak mau melihat ibunya melakukan kesalahan. Cintaku, bersamaku adalah kesalahan yang harus kita hentikan dan akhiri. Aku mencintaimu tapi kita tidak bisa bersama. Aku mau kamu bahagia tapi bukan bersamaku. Buatlah keluarga yang nyata tidak palsu. Lakukanlah untuk diriku" ucap rena.

Kyra maupun rena menangis, rena menyentuh wajah kyra yang basah karna air mata.

"Jangan menangis!" Ucap rena

Keduanya saling menatap dalam.

"Sekarang aku tidak tahu apa aku harus membencimu atau aku harus apa. Tapi sekarang aku sangat marah padamu dan ingin menampar keras wajahmu." Ucap kyra

Kyra berdiri lalu pergi dari sana, rena hanya diam menahan dirinya.

Hari pernikahan, kyra berada di kamar sedang dirias. Alya duduk melihat ibunya yang tampak sedih.

"Maafkan alya mah" ucap alya

Kyra hanya diam, ia melihat alya lewat cermin karna alya duduk di belakangnya.

Rena masuk keruangan kyra sambil tersenyum pada alya.

"Tinggalkan kami berdua!" Ucap kyra

Yang lain keluar begitupun dengan alya, tinggal kyra dan rena di ruangan.

Kyra berdiri dan mendekat pada rena yang tersrnyum padanya.

"Bagaimana bisa kamu tersenyum disaat aku akan menjadi milik orang lain?" Tanya kyra yang terlihat marah pada rena.

"Kamu cantik. Ayo!" Ucap rena mengulurkan tangannya.

"Aku berharap pernikahan ini batal. Aku berharap masih bisa bersama denganmu" ucap kyra

"Bahagialah!" Ucap rena

Rena menahan tangisnya, perlahan kyra menerima uluran tangan rena.

Diruangan banyak tamu, semua melihat kearah kyra dan rena yang jalan kearah mereka. Teman-teman rena menatap rena kasihan. Kyra duduk di kursi dekat dikta tapi ia tak melepaskan genggaman tangan rena. Ia menatap rena dalam dan hangat, rena melepaskan tangan kyra. Rena pergi dari sana dan duduk di kursi tamu.

Dikta dan penghulu berjabat tangan, mata kyra berkaca-kaca. Penghulu sudah mengucapkan ijab kabul tapi dikta hanya diam tak mengulanginya.

"Saya tidak bisa melanjutkan pernikahan ini" ucap dikta

Semua terkejut karna ucapannya.

"Maafkan aku" ucap dikta

Dikta beranjak pergi, ia terhenti saat ada rena di hadapannya. Rena menarik dikta dari sana.

Mereka berada di tempat yang jauh dari yang lain, rena menampar dikta keras.

"Kau gila?!" Ucap rena marah

"Kyra tidak akan bahagia bersamaku. Aku tahu alya ingin orangtuanya bersama tapi kyra tidak akan bahagia. Aku hanya akan memiliki wadah kosong, sebanyak apapun yang aku tuang pada wadah itu, wadah itu akan tetap kosong" ucap dikta

"Menikahlah dengan kyra! Wadah itu akan terisi suatu hari nanti." Ucap rena tegas

"Ayah? Pho?" Panggil alya yang mendekat padanya.

"Alya, ada apa?" Tanya rena

"Aku ingin ayah dan mamah menikah" ucap alya

"Alya,mamah kyra tidak akan bahagia bersama ayah. Jadi..." ucap dikta terpotong

"Apa ayah tidak akan menikahi mamah?" Tanya alya

"Iya. Jadi lupakan soal keinginan alya!" Ucap tegas dikta

Alya mulai menangis mendengar ucapan dikta.

"Lakukan! Jangan biarkan si kecil yang berkorban! Keinginannya , keinginanku juga jadi lakukan!" Ucap rena

Dikta hanya diam tampak bingung harus apa.

Mereka kembali ke ruangan, semua melihat mereka.

"Aku akan lanjutkan pernikahan ini" ucap dikta

Semua bahagia, kyra menatap rena yang tersenyum padanya.

Dikta mengucapkan ijab kabul tanpa ada masalah, pernikahan pun berjalan dengan lancar.

Rena mendekat pada kyra dan rena untuk memberi selamat.

"Kalian cocok bersama!" Ucap rena

Rena menahan tangisnya, hatinya terasa sakit , perih dan terluka. Kyra memeluk erat rena,perlahan rena pun membalas peluk kyra.

"Bahagialah lebih dari saat kamu bahagia bersamaku!" Ucap rena

"Aku mencintaimu rena" ucap kyra menangis

"Aku tahu" jawab rena

"Mulailah hidup baru dengan pasangan yang seharusnya. Buatlah keluarga yang nyata bukan palsu seperti dulu. Aku mencintaimu dan akan terus seperti ini" suara rena

Keduanya melepaskan pelukan mereka. Rena tersenyum lalu pergi dari sana dengan hati yang terluka, sakit dan hancur. Ia merasa senang tapi juga terluka karna kyra menjadi milik orang lain.

Bab berikutnya