webnovel

Kasih Sayang Azzam

"Waahhh..., ayah menjadi tidak sabar sekarang bu..., ayah ingin segera menggendongnya dan mengajaknya jalan-jalan...!" Kedua orang tua Azzam itu terlihat sangat bahagia. Likha dan Azzam juga bahagia melihat kedua orang tua mereka bahagia. Mereka lalu pamit ke kamar dan beristirahat.

"Mas Azzam... aku bahagia melihat ayah dan ibu bahagia. Anak kita membawa kebahagiaan ya mas...." Likha kemudian berganti pakaian di kamar mandi dan kemudian langsung berbaring di tempat tidur.

Likha merebahkan tubuhnya dan kini dia sudah merasa nyaman dengan posisinya seperti ini. Azzam juga baru saja dari kamar mandi setelah berganti baju dan menyikat gigi.

"Likha sayang.., boleh ga kalau aku menyentuh perutmu...?" Likha agak mengerutkan keningnya saat mendengar Azzam meminta ijin dulu, padahal biasanya dia main sentuh dan grepe-grepe in tubuhnya yang kini semakin tampak seksi karena kian berisi.

Likha menyentuh kening suaminya tetapi Azzam tidak demam, Likha kemudian tersenyum kepada Azzam dan mulai menggoda suaminya itu.

"Mas Azzam..., tumben sekali kau mau menyentuhku saja bilang dulu..., biasanya langsung tanpa meminta ijin dulu." Likha kembali tersenyum dan malah menyelimuti dirinya dengan selimut tebal dan sangat rapat.

"Sayang..., kenapa kau malah bersembunyi didalam selimut...?" aku ingin melihat sebentar perutmu..., aku juga ingin membuktikan apakah yang dikatakan oleh dokter benar atau tidak...?" Azzam merengek seperti anak kecil. Likha merasa kesal tetapi juga mengasihani suaminya yang terus merengek.

"Baiklah mas..., tetapi sebentar saja ya...! jangan lama-lama dan jangan modus...!" Likha kemudian melepaskan belitan selimutnya dan menaikkan bajunya keatas sampai sebatas payudaranya.

Azzam mulai meraba perut istrinya dan tangannya berhenti di sekitar pertengahan pusar Likha, Azzam kemudian mencoba merasakan dan ternyata memang benar apa yang dikatakan dokter. Azzam sangat bahagia saat bisa merasakan kehadiran buah hatinya yang semakin membesar.

"Sudah ya mas...! aku mengantuk...!" Likha hendak menurunkan kembali pakaiannya tetapi Azzam menahannya karena Azzam melihat sesuatu yang berbeda pada diri istrinya.

"Tunggu sebentar sayang..., ada sesuatu yang berubah yang sangat mencolok pandangan mas." Azzam kemudian mengangkat baju Likha dan melepaskannya, kini Likha merasa geli dan agak terangsang oleh sentuhan Azzam,apalagi kalau tidur Likha tidak pernah memakai bra.

Azzam melihat terjadi perubahan pada buah dada istrinya. Azzam melihat urat-urat disekitar payudara Likha mengembang dan muncul warna gelap di puting susu Likha. Tangan Azzam perlahan menyentuh payudara istrinya, Likha merasakan geli tetapi dia menahan agar jangan sampai mengeluarkan desahan. tetapi saat Azzam menyentuh puting susu Likha yang telah menghitam membuat Likha tidak kuasa menahan desahannya.

"Aakkkhhh...mas... geli....! Likha menggelinjang dan itu membuat Azzam yang niatnya benar-benar ingin memeriksa tubuh Likha yang berbeda setelah mengandung, kini malah sama seperti yang dirasakan oleh Likha. Azzam pun segera melumat puting payudara istrinya dengan lembut sehingga membuat Likha semakin meracau merasakan kenikmatan yang telah ditimbulkan oleh Azzam.

"Aakkhh...maaassss....." Likha menjambak rambut suaminya dan meremas remasnya saat Azzam melumat, menjilati dan menyesap payudaranya.

"Sayang... pelankan suaramu...! nanti kalau ibu dan ayah dengar bagaimana...?" Azzam kemudian melumat bibir Likha agar istrinya itu diam.

Mereka berdua kemudian melepas semua pakaian yang mereka pakai dan Azzam kembali membuat Likha memanggil namanya berulang kali.

Azzam kembali melumat payudara istrinya dan menciumi seluruh tubuh Likha seperti sedang menikmati makanan yang teramat sangat lezat, sementara Likha menikmati setiap sentuhan dari tangan dan bibir suaminya hingga kini Azzam menciumi perutnya yang mulai membuncit. Azzam menciumi perut itu dan sesekali meremas bokong Likha pelan sehingga kembali Likha mendesah.

Azzam kemudian menaikkan kaki istrinya ke pundaknya dan mulai menjilati kemaluan Likha, lidahnya mulai masuk kedalam kemaluan istrinya dan bermain disana hingga Likha tidak tahan dan akhirnya Likha mendapatkan orgasmenya yang pertama. Azzam sangat puas saat Likha merasakan kenikmatan akibat ulahnya.

"Sayang...apa kau menyukainya...?" Likha hanya mengerang dan mengangguk saat Azzam bertanya kepadanya. Lalu Azzam kembali meremas dan melumati puting payudara Likha dan bersiap memasukkan kejantanannya kedalam lubang kenikmatan milik Likha, apalagi semenjak istrinya hamil Azzam merasakan milik Likha semakin membuatnya mabuk dan menjadi gila karena terlalu nikmat.

Perlahan Azzam menyentuhkan miliknya ke milik istrinya dan perlahan mendorongnya masuk, saat semuanya sudah berada didalam Azzam merasakan miliknya menjadi hangat dan seperti ada yang meremas remas sehingga dia memejamkan matanya untuk menikmati sekejap kejantanannya yang sedang dimanja oleh milik Likha, Azzam mulai memompa batang miliknya keluar masuk dan desahan keluar dari bibir mereka seiring bertambah cepat Azzam memompa tubuh istrinya dan kini Azzam dan Likha hampir sampai pada puncak kenikmatan yang mereka nanti-nantikan.

"Sayang...ayo kita keluar bersama..., aku sudah tidak tahannnn..." Likha mencengkeram punggung Azzam dan Azzam semakin kuat dan cepat mendorong miliknya keluar masuk didalam lubang kenikmatan milik Likha dan Akhirnya mereka sama-sama mendapatkan apa yang mereka cari..., kini Likha dan Azzam sama-sama berbaring di tempat tidur mereka yang sudah seperti kapal pecah, keduanya berbalut selimut untuk menutupi tubuh polos mereka dan keduanya pun terlelap dengan posisi Azzam yang memeluk Likha dari belakang sementara likha menyandarkan kepalanya didada suaminya dan keduanya pun terlelap.

Keesokan paginya Azzam menggendong Likha kekamar mandi dan mereka kemudian mandi bersama, Azzam kembali melakukan hubungan suami istri dengan Likha saat dikamar mandi dan keduanya keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang lemas. Mereka berdua lalu berganti pakaian dan segera turun untuk sarapan pagi.

"Likha..., Azzam..., bagaimana tidur kalian semalam...? nyenyak kan...?" Ayah dan ibu Azzam menggoda putra dan menantunya yang turun dari kamar mereka dengan rambut yang masih basah seketika Likha tertunduk malu.

"Ayah..., ibu..., tentu saja kami tidur dengan sangat nyenyak, maafkan Likha ya bu karena dia sangat kelelahan makanya kami bangun agak terlambat dan tidak membantu ibu memasak...!" Azzam mewakili istrinya yang masih tertunduk malu.

"Iya sayang...tidak apa-apa...! kami memaklumi karena wanita yang sedang hamil akan menjadi mudah lelah." ibu menjawab kata-kata putranya.

Azzam, Likha dan kedua orang tua Azzam suda selesai makan dan saat mereka akan beranjak mereka semua dikejutkan dengan suara Likha yang tiba-tiba mengaduh.

"Aduhhh...mas Azzam perutku...!" likha memegangi perutnya dan saat dia dibantu Azzam untuk bangun dari duduknya tiba-tiba darah segar mengalir dari kemaluannya, karena Likha mengenakan daster pendek Azzam langsung bisa melihat darah merembes diantara kedua paha Likha dan dia juga kedua orang tuanya menjadi panik. Azzam cepat kita bawa Likha Kerumah sakit...!!" Ayah Azzam sdah berlari mengeluarkan mobil sementara ibu dan Azzam masih berada didekat likha dengan penuh rasa Khawatir, Azzam kemudian menggendong istrinya dan segera memasukkannya kedalam mobil, setelah semuanya masuk kedalam mobil mereka segera membawa Likha kerumah sakit.

Bab berikutnya