webnovel

Kehidupan Kinar Yang Sebenarnya

Seluruh tubuh Kinar bergetar hebat, ia terus menangis didalam gudang itu sendiri karena setelah Alendra menyentuh tubuhnya laki-laki itu langsung saja pergi meninggalkan dirinya tanpa mengucapkan sepatah katapu. Bahkan permintaan maaf pun Alendra tidak sudi untuk mengatakannya.

Kinar bangkit berdiri dalam keadaan sempoyongan, matanya sudah terlihat membekak karena menangis terlalu lama. Belum lagi tubuhnya terasa sakit akibat cengraman Alendra yang begitu kuat, lengan dan bahunya terlihat memerah serta lehernya penuh dengan bekas kiss mark. Melihat penampilannya yang begitu menyedihkan, Kinar memutuskan untuk pergi ke mobilnya dan memilih untuk pulang beristirahat serta menenangkan pikirannya.

Sesampai di dalam mobil, Kinar langsung membersihkan wajahnya dengan tissue serta penampilannya. Kinar sudah membayangkan bagaimana jika kedua orang tuanya sampai tahu apa yang sedang terjadi padanya hari ini.

"Sebaiknya aku pulang ke apartemen, setidaknya aku bisa menghindari mereka," gumam Kinar dalam hatinya.

Ketika Kinar ingin meninggalkan halaman parkiran kampus, tiba-tiba saja ia mengerem mendadak karena seseorang berdiri, menghadangnya di depan mobil dengan wajah yang tentunya terlihat marah terhadapnya.

"A-ayah!" Kinara langsung terlonjak terkejut.

"Keluar!" Dengan suara yang penuh amarah dan menunjuk ke arah Kinar.

Dengan ragu Kinar pun akhirnya turun dari mobilnya dan menghampiri laki-laki tua yang sedang terlihat marah saat ini.

Sesampai di depan ayahnya, Kinar langsung ditampar berulang kali. Bahkan betisnya pun di tendang hingga ia tersungkur ke tanah dengan rasa sakit yang teramat sakit ia rasakan saat ini.

"Dasar anak tidak berguna!" Ayah Kinar langsung menarik rambut gadis itu yang hanya bisa menahan semuanya.

"A-ayah ...."

"Jangan memanggilku ayah mu lagi! Kau tahu, aku sangat malu memiliki seorang anak yang tidak ada harga dirinya sama sekali!"

"Ma-maksud, Ayah?" Kinar bertanya dengan suara terbata-bata sambil seluruh tubuhnya terasa lemas dan bergetar hebat saat ini.

"Lihatlah ini! Anak jalang!" Ayah Kinar pun melemparkan sebuah video yang berisikan adegan panas Kinar di dalam mobil Alendra.

Kinar melotot tidak percaya dengan itu semua, ia sangat menyesal telah menikmati sentuhan yang di berikan Alendra pada tubuhnya. Seketika Kinar merasa benar-benar sangat jijik akan dirinya sendiri dan sekaligus merasa marah besar kepada Alendra yang sudah membuat video adegan panas itu, parahnya lagi Alendra tidak memikirkan hidupnya hingga mengirimkan video nya yang tentu saja akan membuat ayah Kinar marah besar terhadapnya.

Kinar tidak dapat berbuat apa-apa lagi, ia hanya meminta maaf berlutut di hadapan ayahnya ia sangat berharap ayahnya bisa mengampuni dirinya dan ia berjanji akan menuruti semua permintaan ayah kali, termasuk tentang menikahkan dirinya dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali selama ini.

"Ayah, aku mohon. Maafkan aku, sekali ini saja aku berjanji akan melakukan apapun yang Ayah minta."

Kinar tahu selama ini kedua orang tuanya selalubersih keras menikahkan dirinya supaya kerja sama perusahaan mereka terjalin dengan sangat baik, hingga saling menguntungkan satu sama lainnya.

"Cih! Kau sudah mau menikah setelah kamu tidak suci lagi? Dasar anak tidak memiliki harga diri sama sekali! Memalukan!" Ayah Kinar terus merendahkan dirinya berulang kali layaknya bukanlah anak kandungnya.

Kinar menangis meratapi kesalahannya, ia sangat menyesal telah mengecewakan ayahnya. Seharunya ia menuruti saja apa yang ayahnya minta untuk di nikahkan oleh pilihan mereka sendiri. Seandainya ia bisa mengembalikan waktu yang telah ia sia-siakan, mungkin ia akan memilih menikahi orang yang tidak ia cintai walaupun ia sendiri tidak yakin akan bahagia dengan pernikahan itu.

"Segera pergi dari rumah! Semua fasilitas yang ayah berikan kepadamu selama ini, ayah tarik kembali dan kamu harus pergi tanpa memiliki barang berharga apapun yang ada pada padamu!" ucap ayah Kinar yang langsung pergi mengambil barang-barang Kinar di dalam mobil.

"Baguslah! Jadi, aku tidak perlu bersandiwara lagi supaya terlihat bahagia dengan harta yang terlihat mewah di depan mata orang lagi. Aku juga sangat lelah terus mengikuti kemaun kalian yang tidak pernah memikirkan perasaanku yang tidak pernah menghargai apa keputusanku, kalian hanya mengangap semua yang aku katakan kalian angap seolah-olah anak kecil yang berbicara tidak jelas!"

Selama ini Kinar selalu terpaksa untuk terlihat seperti gadis yang sangat angun dan glamour, itu semua atas perintah ayah Kinar sendiri. Ayah Kinar tidak ingin calon besan nya malu dengan penampilan Kinar yang sangat memalukan menurutnya, maka dari itulah ayah Kinar melakukan apa saja supaya besan nya kagum dengan anak gadisnya yang cantik itu.

Ayah Kinar selalu ingin anaknya terlihat sempurna di depan calon besan nya serta calon mantunya, mulai dari berat badan Kinar harus memiliki berat badan yang nominal tidak boleh terlihat gemuk. Hingga Kinar sendiri makan selalu dibatasi dan tidak boleh memakan makanan yang sembarangan ataupun memakan makanan yang berada di pinggir jalan.

Semua orang akan mengangap gadis itu sangat beruntung berada di posisinya saat ini. Namun, mereka tidak tahu bahwa yang Kinar rasakan selama ini adalah neraka baginya. Rasa kenyamanan memiliki barang mewah serta memiliki seorang ayah yang cukup kaya, tentu saja Kinar tidak membanggakan hal itu semua, justru itu adalah sebuah penderitaan di hidupnya.

Bahkan ayah Kinar tidak membiarkan ia berteman dengan seorang anak yang tidak memiliki apa-apa maka dari itulah Kinar terus berusaha untuk membuat orang membencinya di kampus. Ketimbang ia harus berteman dengan orang yang sederajat dengannya namun, ayah nya akan berkesempatan untuk menfaatkan pertemanan mereka. Demi mendapatkan keuntungan bagi perusahaan yang mereka miliki.

Kinar melangkahkan kakinya menelusuri jalan tanpa memakai alas kaki karena sepatu yang Kinar miliki juga telah diambil oleh ayahnya dan yang tersisa hanyalah pakain yang ia pakai saat ini.

"Ini semua karena laki-laki bajingan itu!" Kinar mengumpat dengan begitu kesal.

Kinar sebenarnya tidak masalah jika ia harus pergi dari rumah. Namun setidaknya ia memiliki kesiapan untuk keluar dari rumah itu tapi sayangnya ia harus menerima kehidupan yang begitu pahit.

"Aku akan membalas mu, Alendra!" gumam Kinar dalam hatinya sambil mengepalkan kedua tangannya begitu erat.

"Kemana aku harus pergi?" Kinar terus berpikir, hingga akhirnya ia memiliki sebuah ide yang akan menyelamatkan hidupnya sementara ini.

***

Di rumah megah nan besar terlihat gadis cantik sedang berbaring dengan lemah di kasur, setelah pertemuan Tristan dengan pamannya. Maya menjadi diam tanpa berkata, ia tidak menyangka Tristan laki-laki yang sangat brengsek hingga sangat tega menghamili keponakannya sendiri. Selama ini Maya kira hanya hidupnya lah yang sangat menderita namun ternyata ada yang lebih menyedihkan darinya.

"Kenapa diam saja?" Suara Tristan menyadarkan lamunan Maya.

"Ada apa?"

"Besok bersiap-siaplah! Kita akan kembali ke rumah ku yang berada di kota Jakarta, aku harap kamu tidak berpikir untuk berkesempatan kabur dariku!"

"Tentu saja aku terus berpikir untuk berusaha kabur dari mu laki-laki brengsek! Hanya saja semuanya terus sia-sia," gumam Manda dalam hatinya.

Bab berikutnya