webnovel

Let’s Begin

Edward Gevanno kini tiba di rumah Xavier Zhan. Rumah yang terlihat minimalis karena Xavier Zhan hanya tinggal sendiri. Ia sengaja tak membeli apartemen karena ingin memiliki halaman depan di rumahnya sendiri.

Xavier Zhan suka berkebun. Jadi ada banyak tanaman yang ada di halaman depan rumahnya. Tentu saja ada seekor kucing perempuan yang ia pelihara. Kucing berkaki pendek yang gemuk dengan bulu yang lembut dan lebat.

"Mou.. apa kamu baik-baik saja di rumah. Kamu tidak nakal kan?" Kata Xavier Zhan sambil mengambil dan mengelus lembut kucing perempuan peliharaannya.

Mou hanya mengeong sebagai balasan dari kata-kata tuannya.

"Jadi nama anak perempuanmu Mou?" Tanya Edward Gevanno sambil ikut mengelus kucing yang berada di dekapan Xavier Zhan.

"Hm?" Xavier Zhan bingung dengan ucapan Edward Gevanno.

"Kucing ini. Namanya Mou." Ujar Edward Gevanno memperjelas kata-katanya tadi.

Xavier Zhan akhirnya mengerti walaupun ia merasa aneh karena Edward Gevanno menyebutkan Mou anak perempuannya. "Iya."

Xavier Zhan merasa kalau Edward Gevanno juga menyukai kucing seperti halnya dengan dirinya.

"Ingin coba menggendongnya?"

"Tentu saja." Ucap Edward Gevanno dengan penuh antusias.

Sambil tersenyum Xavier Zhan memberikan Mou pada Edward Gevanno.

"Dia akan menemanimu selama aku menyiapkan makan malam untuk kita."

"Hm." Ucap Edward dengan anggukan.

Xavier Zhan mulai menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Edward Gevanno. Ini kali pertama ia makan dengan orang lain selain orang-orang yang dekat dan ia kenal dengan sangat baik seperti orang tuanya, Maria Dale, dan juga Albert Wayne.

Sesekali Xavier Zhan melihat ke arah Edward Gevanno yang dengan penuh perhatian mengelus-elus Mou sambil duduk di sofa. Tersenyum penuh rasa bahagia.

Terlintas di benak Xavier Zhan rasa heran melihat tingkah laku Edward Gevanno yang terlihat begitu bahagia ketika bermain dengan kucing perempuan berkaki pendek itu.

"Apa dia tak pernah bermain dengan kucing?" Fikir Xavier Zhan.

Xavier Zhan kembali memasak dan membiarkan Edward Gevanno dengan kebahagiannya.

30 menit kemudian, semua masakan Xavier Zhan akhirnya tersaji di atas meja. Wang Yibo dan Xiao Zhan pun duduk bersama di meja makan bersiap untuk makan malam bersama.

"Apa kamu ingin minuman dingin?" Tanya Xavier Zhan.

"Air putih saja cukup." Jawab Edward Gevanno.

Xavier Zhan hanya mengangguk dan mulai mengambil makanan.

"Masakan Kak Vier seperti masakan rumahan. "

"Apa itu terkesan seperti pujian?" Tanya Xavier Zhan.

"Tentu saja. Aku sudah lama tidak makan masakan seperti ini." Jawab Edward Gevanno.

"Ini sangat mudah untuk di buat. Aku yakin koki yang bekerja di rumah Mr. Edward Gevanno bisa melakukannya. Bahkan lebih baik dariku."

"Ya mereka koki yang hebat."

Edward Gevanno mulai memakan masakan Xavier Zhan.

"Tapi tidak se enak masakan Kak Vier."Sambungnya lagi.

Deg!! Xavier Zhan terdiam dan melirik Edward Gevanno yang sedang menikmati makan malamnya. Di lihat dari caranya makan, terlihat jelas kalau Edward Gevanno menyukai masakannya yang sangat sederhana dan mudah untuk di buat.

Edward Gevanno tidak pernah menganggap dirinya pintar memasak. Ia hanya menyukainya. Ia hidup sendiri tinggal jauh dengan orang tuanya. Maka dari itu ia harus hidup mandiri dan bisa melakukan segalanya untuk membantu dirinya sendiri.

Xavier Zhan tersenyum tipis. "Syukurlah Mr. Edward Gevanno menyukai masakan saya."

"Kak Vier tidak perlu se formal itu padaku." Ujar Edward Gevanno dengan nada bicara yang terkesan kalau ia tak suka Xavier Zhan memanggil namanya dengan embel-embel 'Mr'.

"Aku minta maaf." kata Xavier Zhan.

Edward Gevanno mulai menaikkan pandangannya dan menatap wajah Xavier Zhan. "Apa aku boleh?"

"Humh?" Xavier Zhan tak mengerti dengan pertanyaan yang Edward Gevanno ajukan.

"Makan malam di rumah Kak Vier, setiap hari."

Sontak sumpit yang Xavier Zhan pegang jatuh ke piring. Ia tak bisa menahan rasa kagetnya. Mendengar Edward Gevanno ingin makan malam di rumahnya setiap hari, membuatnya masih tak percaya akan apa yang barusan ia dengar.

Edward Gevanno ada seorang CEO dari perusahaan besar. Ia sudah pasti tinggal di rumah yang besar dengan banyak koki juga maid yang akan selalu siap siaga membantunya. Dan tentu saja makan malam yang tersaji di meja makan rumah mewahnya memiliki cita rasa dan kualitas yang sangat baik.

"Apa kamu sedang bercanda?" Tanya Xavier Zhan ragu.

"Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda, Kak Vier?" Tanya Edward Gevanno dengan raut wajah yang datar dan serius.

Xavier Zhan menggeleng pelan. " Tidak." Jawabnya pelan.

"Kalau begitu boleh kan?" Tanya Edward Gevanno kembali.

Xavier Zhan terlihat masih berfikir.

"Aku akan belikan bahan makanan yang Kak Vier inginkan. Kak Vier hanya perlu mengirimkan daftarnya padaku lewat pesan, makan akan ku minta Jung untuk membelikannya di pasar atau supermarket. Aku juga akan langsung menjemput Kak Vier setiap hari saat Kak Vier pulang kerja."

Sejak hari itu, Edward Gevanno selalu menjemput Xavier Zhan sepulang kerja. Ketika Xavier Zhan masuk ke dalam mobil Edward Gevanno, maka ia akan melihat plastik belanjaan untuk bahan masakan makan malam mereka.

Xavier Zhan bukan orang yang tak tahu malu. Tentu saja ada kecanggungan yang masih menguasai dirinya. Bahkan tak jarang ia terlihat gugup ketika sedang berhadapan dengan Edward Gevanno.

"Bagaimana hari Kak Vier hari ini?" Tanya Edward Gevanno.

Mobil yang membawa mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat tinggal Xavier Zhan.

Setelah mereka sampai di rumah Xavier Zhan. Edward Gevanno berbicara sebentar kepada Jung. Xavier Zhan meliriknya, ia juga melihat mobil Edward Gevanno meninggalkan rumah Xavier Zhan.

"Apa Jung akan menjemputmu lagi nanti?" Tanya Xavier Zhan.

Edward Gevanno menggeleng dengan cueknya. "Tidak."

"Apa maksudmu? Bukannya dia harus.."

Edward Gevanno menyela ucapan Xavier Zhan.

"Aku akan menginap malam ini di rumah Kak Vier."Ujarnya sambil tersenyum lebar.

Xavier Zhan kaget namun Edward Gevanno sudah menarik pergelangan tangannya dan masuk ke dalam rumah.

Edward Gevanno meletakkan bahan masakan di atas meja dapur. Matanya kemudian teralihkan pada kucing peliharaan Xavier Zhan. Tanpa ragu lagi Edward Gevanno langsung berlalu dan membawa Mou ke dalam pangkuannya.

"Apa kamu merindukanku, Mou?"

Meooonggg…..

Edward Gevanno tersenyum. "Aku tahu kamu pasti merindukanku juga." Ucap Edward Gevanno sambil mengelus lembut bulu-bulu Mou.

Xavier Zhan yang melihatnya hanya bisa tersenyum heran. Ia menaruh tasnya di atas meja makan. Mencuci tangannya untuk mulai memasak.

Ponselnya berdering dan terlihat nama Maria Dale di layar ponselnya.

"Halo, Kak Maria." Ucap Xavier Zhan.

"Vier, apa sekarang kamu sedang bersama Edward?" Tanya Maria Dale langsung.

Xavier Zhan melirik sebentar pada Edward Gevanno yang tengah memangku Mou sambil duduk di sofa.

"Dia sedang bersama Mou."

"Itu artinya dia sedang di rumahmu bukan?"

Xavier Zhan menghela nafas. "Iya, begitulah."

"Ayolah Vier, jangan patah semangat seperti itu. Hargailah usaha Mr. Edward Gevanno."

"Apa maksud Kak Maria?" Tanya Xavier Zhan bingung.

"Peka lah sedikit. Apa kamu tidak bisa merasakan kalau sekarang Edward Gevanno sudah memulai aksinya untuk bisa lebih dekat denganmu?"

Deg!!!! Xavier Zhan terdiam.

"Semangat ya." Ujar Maria Dale.

"Kak Maria…"

Belum selesai Xavier Zhan bicara, Maria Dale sudah memutuskan telfonnya.

Ia meletakkan ponselnya. Pandangannya kini menatap ke arah Edward Gevanno. Disaat yang sama Edward Gevanno juga menatap dan tersenyum ke arahnya.

TBC 💚❤️

Bab berikutnya