Pemuda itu pun ingin melihat Kinan berjuang untuk dirinya. Menunjukkan keseriusan, akan hubungan yang sudah terjalin. Ia masih cinta, hanya saja kadar rasa itu telah mulai berkurang. Kecelakaan yang ia alami memang berefek pada perasaannya.
Ia sangat tersentuh dengan kehadiran Aisyah yang selalu setia bersamanya. Meski, setiap kejadian yang membuat mereka bersama, terkadang hanya kebetulan semata. Namun, masih terekam diingatan, bagaimana Aisyah berteriak memanggil namanya, lalu menatap dirinya penuh ketakutan.
Teriakan itu terngiang-ngiang saja di telinga. Saat dalam kondisi takut, polwan pemberani itu justru berteriak memanggil namanya. Padahal, sebenarnya, Aisyah tak ada maksud apa-apa melakukan hal itu.
{Diem aja. Woi Sipit!}
Putra tergelak, "Apa Guli?"
{Guli… Guli… Oh ya, mimpi apa loe waktu itu? Sampe ngigo?}
Mimpi apa?
Putra mencoba mengingat.
Hah! Tidak, mana mungkin ia ceritakan pada Aisyah mimpi yang ia alami beberapa waktu lalu itu.
"Nggak inget gue."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com