"Mas bisa nggak sih kalo sehari enggak ngomong vulgar?'" Dee tergelak tawa.
"Enggak bisa. Lagi dapat mainan baru jadi ya gitu dech..." Demir mendekati Dee lalu mengendus leher sang istri.
"Sudah siap meneriakkan manaku lebih keras Yang?"
"Yang…masih perih tahu," cebik Dee kesal. "Aku mau telepon mami."
Dee bangkit mengambil ponsel di atas nakas. Dia mencari kontak sang mami lalu menekan tombol hijau di layar. Mami yang dimaksud Dee bukanlah ibu kandungnya. Mami yang ia telepon adalah kembaran dari mamanya. Dee baru menemukan keluarga ketika sudah kuliah. Dari kecil Dee tinggal di sebuah panti asuhan. Dee mengira dia anak yang lahir di luar nikah sehingga kedua orang tuanya membuangnya di panti asuhan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com