webnovel

Cerita Fatur dan Leo

Selama di sekolah, Dhani, Icha, Lilac dan Predict kebingungan ketika mendapati Leo, Fatur dan Nada tidak masuk ke dalam kelas hari ini. Terlebih lagi keempatnya terkejut saat mendapatkan pesan dari Fatur pada jam istirahat sekolah. Dimana ia mengatakan bahwa dia ingin berbicara dengan mereka semua di rumah Nada se pulang sekolah. Dan dia akan menunggu mereka di sana. Maka setelah pulang sekolah Dhani, Icha, Lilac dan Predict bersama-sama pergi ke rumah Nada. Mengikuti perintah yang di katakana oleh Fatur pagi itu.

Teng… Teng… Dhani membunyikan bel rumah Nada berulang kali dan menunggu sampai setidaknya seseorang keluar dari dalam sana. Icha terdiam di bawah sebuah pohon bersama dengan Lilac, karena terik matahari yang begitu menyengat mengenai kulit keduanya, tidak seperti Dhani dan Predict yang tidak peduli dengan hal itu dan justru berdiri di depan pagar tanpa pelindungan sama sekali.

Pintu kayu jati berornamen burung-burung dengan knot pintu berwarna emas itu pun terbuka. Leo yang muncul pertama kali menyapa keempatnya dan membukakan pagar untuk mereka. "Macet kah?" Tanyanya pada sahabat-sahabatnya yang baru saja datang pukul setengah dua siang, padahal jadwal pulang sekolah mereka hari ini adalah jam setengah satu. Berarti membutuhkan waktu sampai satu jam untuk keempat orang itu sampai di rumah Nada.

"Banget!" Jawab Icha yang segera melenggang masuk karena takut kepanasan, Lilac yang sama saja dengan perempuan itu pun berlari dan hampir terjatuh di tangga menuju pintu rumah Nada. Tetapi untungnya perempuan itu dapat menyeimbangkan tubuhnya, ia hanya dapat mendengar teguran dari Leo yang berada di belakangnya.

"Hati-hati!" Seru Leo, kemudian ia kembali menutup pintu pagar dan menguncinya setelah Dhani dan Predict masuk ke dalam rumah Nada.

Icha dan Lilac sudah duduk di sofa di samping Fatur dan Nada yang juga memang sudah duduk di sana sedari tadi. Dan saat Predict serta Dhani masuk ke dalam rumah Nada, Fatur berdiri dari duduknya untuk mempersilahkan Predict duduk di sana. Sementara ia mengambil kursi lain yang ada di meja makan, untuknya dan Dhani.

"Makasih." Ungkap Predict ketika Fatur memberikan kursinya, dan lelaki itu hanya mengangguk dengan sebuah senyuman di wajahnya. Lilac yang memang duduk di sebrang Fatur sebelumnya itu pun dapat melihat bagaimana perubahan raut wajah di wajah lelaki keren tersebut, ia hanya bisa menajamkan kedua iris matanya dan memperhatikan gerak-gerik Fatur.

Saat Lilac sedang asik memperhatikan Fatur yang berjalan ke arah dapur, ia terkejut saat sebuah tangan besar tiba-tiba menutupi kedua matanya sehingga ia tidak dapat melihat apapun. Perempuan itu refleks mendongak untuk menatap siapa yang menutupi matanya seraya menarik tangan besar itu untuk melepaskan matanya. "Leo!" Tegurnya pada Leo yang ternyata melakukan hal tersebut.

Leo hanya tertawa renyah ketika mendapatkan teguran itu, kemudian ia berbisik pada Lilac di hadapan keempat temannya yang lain. "Kalau naksir, jangan sampai kelihatan gitu dong!" Godanya pada perempuan bertubuh sempurna di sampingnya. Kini Leo duduk di pinggiran sofa single yang di duduki oleh Lilac, karena tidak ada tempat lagi yang tersisa untuknya dan dia lumayan malas untuk mengambil kursi dari meja makan seperti apa yang dilakukan oleh Fatur.

Fatur yang saat ini berjalan membawa dua kursi makan untuknya dan Dhani pun menaikan sebelah alisnya saat melihat Leo dan Lilac asik berbisik di hadapan keempat temannya yang lain. "Hei, hei… Jangan bisik-bisik, nanti ada yang cemburu loh!" Tegurnya seraya memberikan satu kursi itu pada Dhani.

Leo segera menjauh dari telinga Lilac, dan menatap pada Fatur yang melihatinya. Kemudian Leo melirik kembali pada perempuan itu, "Tuh kan… Doi cemburu!" Ujarnya seraya menyenggol bahu Lilac, sampai ia mengaduh.

Plak! Satu pukulan pelan Leo dapatkan di lengannya setelah ia berkata demikian, kemudian ia mendengar sebuah ucapan yang membuatnya ingin tertawa lebar. "Berisik!" Seru Lilac. Leo terlihat puas karena berhasil menggoda sahabat kecilnya itu, sementara sahabat-sahabat mereka yang lain hanya mampu menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya yang selalu terlihat tidak akur.

"Jadi, ada apa Fat?" Tanya Predict pada akhirnya setelah mereka melihat Lilac dan Leo berhenti bercanda. Fatur seakan di ingatkan tujuan dirinya mengumpulkan seluruh sahabat-sahabatnya di sini.

"Oh… Itu! Em… Gimana Yo?" Fatur yang merasa kebingungan harus bercerita seperti apa segera menatap Leo dan meminta bantuan dari lelaki yang juga mengalami hal yang sama bersama dengannya tadi malam.

Leo sempat terdiam saat Fatur dengan tiba-tiba memintanya yang menceritakan semua kejadian tadi malam. Ia pun hanya dapat memandangi seluruh temannya yang kini menatap ke arahnya secara bergantian. "Jadi gini… Nad, bukan maksud aku buat nakut-nakutin kamu ya!" Ujar Leo, Nada pun terlihat sedikit kebingungan dengna maksud dari ucapan yang di katakana Leo barusan.

"Tapi tadi malam, sekitar jam tiga. Di depan pintu gerbang, aku dan Fatur melihat ada Predict." Jelas Leo seraya melirik kearah Predict yang kini duduk di samping Icha dan Nada. Perempuan itu hanya memperlihatkan raut kebingungannya saat mendengar cerita yang di katakan oleh Leo pada mereka semua.

"Tunggu sebentar! Jadi maksud Lu, Predict tadi malam datang kemari? Jam tiga?" Tanya Icha yang seakan tidak percaya dengan apa yang Leo ceritakan. Dhani, Nada, Lilac dan Predict sendiri hanya terdiam menunggu penjelasan lebih lanjut dari cerita itu.

"Iya, tunggu sebentar Cha! Gw belum selesai cerita!" Sahut Leo, kemudian Icha mengangguk dan terdiam. Mempersilahkan lelaki itu untuk kembali melanjutkan ceritanya yang dia katakan belum selesai itu.

"Awalnya… Awalnya nih! Aku sama Fatur kira itu beneran Predict, jadi kita bukain pintu pager dan bawa dia masuk ke dalam rumah. Tapi… Yang mulai janggal dari dia yang kita lihat tadi malam itu, ada luka di dahinya yang lumayan besar terus wajahnya juga lebih pucat. Tatapannya kosong, terlebih lagi… Aku ga tau Fatur sadar atau nggak! Tapi aku sempet liat kakinya gak napak ke lantai." Jelas Leo panjang lebar. Seluruh sahabatnya hanya mampu terdiam, sementara Nada terlihat menutup kedua kupingnya karena tidak ingin mendengar cerita menyeramkan itu.

"Ah… Kalian berdua bercanda kan? Gak lucu tau Eo!" Lilac yang berada di samping Leo itu pun merasa bahwa kedua lelaki itu tengah membercandai mereka dengan menceritakan sebuah kejadian yang tidak masuk akal.

"Nggak Lac! Sumpah, aku gak bercanda!" Tegas Leo. Lilac yang masih ragu pun memilih untuk menatap pada Fatur dan melihat keseriusan dari lelaki tersebut. Bukan hanya Lilac yang tidak mempercayai cerita itu, tetapi Icha dan Dhani pun terlihat ragu dan menunggu jawaban dari Fatur.

"Apa yang di ceritakan Leo benar! Perempuan itu menghilang ketika dia mengatakan kata 'Tolong!' pada kita berdua." Dan setelah mendengar ucapan yang keluar langsung dari mulut Fatur, akhirnya membuat mereka sedikit tidaknya percaya bahwa hal itu benar-benar terjadi dan mereka alami.

"Dict? Lu ada gambaran?" Tanya Icha yang duduk di samping perempuan itu. Icha yang sedari tadi merasa bahwa Predict lebih banya diam pun mulai curiga, apakah perempuan itu sedang menerawang dan melihat kebenaran cerita Fatur dan Leo, ataukah ada sesuatu yang lain yang ia lihat.

Bab berikutnya