"Hm? Ini… Benteng Turqisa?"
Gumara kian bingung karena sepertinya mereka bisa berdiri dengan aman di tempat yang saat ini tengah mereka singgahi.
"Tentu tidak tuan, ini adalah Pos Vanadieus, kita hendak bertemu dengan orang-orang Dehset terlebih dahulu di sini."
Jawab Iskandar akan pertanyaan Pelukis itu.
"Oh…"
Ini bukan pertama kalinya Gumara berada di dalam pertempuran di mana ia tak berada di puncak kepemimpinan, namun ia jelas sangat tersesat dengan segala laju yang diarahkan Datuk itu untuknya.
"Oooy! Gumara! Cia! Shanala!"
Tiba-tiba terdengarlah suara yang teramat familiar semakin mendekat, memanggil nama mereka.
"Yang Mulia, lihat! Bukankah itu Damian?"
Costancia menunjuk pada pria yang tengah berlari ke arah mereka.
"Woah benar, tentu saja… ia bagian dari keluarga Dehset kan?"
"Tak hanya bagian, tuan Gumara, ia adalah saudara kandung dari kepala keluarga Dehset saat ini."
Ucap Iskandar menambahkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com