Waktunya untuk pulang, Qia baru saja keluar gerbang kantor dan akan berjalan ke halte bus. Tiba-tiba sebuah motor mengklakson membuat Qia berjenggit kaget. "Ta," panggil Janu orang yang tadi mengklakson.
"Eh, mas Janu. Kenapa Mas?" tanya Qia dengan wajahnya yang masih sedikit terkejut.
"Mau aku anter pulang, enggak?" tanya Janu seraya tersenyum.
"Enggak perlu Mas, aku naik bus aja."
"Udah, enggak apa-apa, yuk. Aku bawa halem dua juga, kok," ucap Janu sambil menolehkan kepalanya ke jok belakang dimana ada box yang di dalamnya ada helem.
"Lain kali aja mas, aku masih ada urusan."
"Enggak apa-apa. Aku juga masih mau jalan-jalan, kok,"
"Em, gimana ya," ucap Qia sambil berpikir. Ia sedikit ragu jika pulang di antarkan Janu. Ia takut ketahuan jika dirinya ada di appartement yang sama dengan Raka.
"Udah ... " ucapan Janu terhenti karena tiba-tiba sebuah mobil mengklaksonnya. Padahal motor Janu sama sekali tidak mengganggu kendaraan lain yang akan lewat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com