"Masuk!" teriak Nadya ketika ada yang mengetuk pintunya.
Tampak Hanifa muncul dari balik pintu, "Mohon maaf ibu ada tamui," ujarnya begitu sopan.
"Baik suruh masuk saja, Han." Nadya bergeming dari depan laptopnya, hingga kemudian ia mengangkat wajahnya karena mendengar suara langkah kaki itu.
"Selam-"
Nadya tertegun ketika sosok itu berdiri di depan meja kebesarannya, tampak laki-laki itu tersenyum sambil menenteng map berwarna biru. Beni langsung duduk tanpa menunggu Nadya mempersilahkan tamunya itu duduk, membuat Nadya makin tercekat dan tidak mampu lagi berkata-kata.
"Kamu minta bukti kan? Di sini aku punya semuanya!" Beni melemparkan map itu ke atas meja, tersenyum sinis dan menatap Nadya lekat-lekat.
"Apa ini?" Nadya masih tergagap di tempatnya duduk, belum mau menyentuh map biru yang tergeletak di belakang laptopnya itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com