webnovel

Hanya Ingin Membeli Barang Mewah

Editor: Wave Literature

Li Yan mengerti posisi Qiao Mu di Keluarga Qiao, waktu kecil juga seperti itu, dia tidak memiliki barang-barang mahal seperti yang dimiliki Qiao Ya, beruntung dia tidak memperdulikan semua itu. Hanya saja, terkadang saat dia ingin membeli barang, dia akan bergumam di depan Li Yan, "Kak, es krim yang dimakan Qiao Ya itu rasa apa? Kelihatannya enak sekali."

Dan Li Yan akan menjawab, "Pedas."

"Ah? Kalau begitu pasti tidak enak."

Kemudian Li Yan akan melihatnya sambil tersenyum, sekarang kalau dipikir-pikir dia sama saja sedang menertawakan Qiao Mu yang terlalu bodoh, apapun yang dia katakan, gadis itu pasti akan mempercayainya.

Setelah itu Li Yan akan mengantarkan sebuah es krim ke hadapannya, dan Qiao Mu memakannya sampai mulutnya belepotan, kemudian bertanya pada Li Yan, "Kakak, kamu mau coba tidak? Di bibirku masih ada sedikit krim, apa kamu mau menjilatnya?"

Qiao Mu terkejut akan memorinya yang masih sangat baik, jelas-jelas banyak hal kecil yang sudah dia lupakan, hanya saja setelah bertemu dengan Li Yan lagi, banyak memori yang tiba-tiba muncul secara otomatis di ingatannya.

Saat dia tersadar, dia sudah melihat Li Yan menghampirinya. Qiao Mu tertegun, wajahnya berubah waspada melihat pria yang mendekat itu, tangannya mencengkram selimut erat-erat.

Wajah Li Yan terlihat muram, wajah waspada yang dipasang Qiao Mu membuat suasana hatinya memburuk.

Li Yan berhenti di sisi ranjang, satu tangannya diletakkan di atas kasur, dia membungkuk mendekati Qiao Mu yang bergeser mundur dengan penuh waspada, membuat jarak dari pria tersebut.

Wajah tampan Li Yan terlihat sangat dekat, wajahnya saat tanpa ekspresi terlihat sangat dingin bagai air di kolam, memancarkan aura dingin yang tidak main-main, membuat Qiao Mu tiba-tiba merasakan ketegangan yang aneh.

Li Yan lalu membuka mulut dan berkata, "Kamu mau uang, untuk membeli barang mewah?"

"Benar!" Qiao Mu menganggukkan kepalanya.

"Ada lagi yang lainnya?"

"Tidak ada!" Saat ini, Qiao Mu melupakan ketegangannya, dia merasakan perasaan yang familiar muncul dari dalam hatinya, seperti melihat setitik harapan.

Li Yan menatap bahu Qiao Mu yang tidak tertutup selimut, kulit putihnya itu seperti telur rebus yang sudah dikupas, lembut seolah bisa hancur dalam sekali sentuhan.

Sorot mata Li Yan tampak semakin sinis, dia mengambil jaket di sampingnya lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar, kemudian dia berkata dengan dingin, "Senin datanglah ke kantorku untuk bertemu denganku."

"..." Qiao Mu tampak melongo, Li Yan menyetujui permintaannya?

***

Qiao Mu meninggalkan hotel dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya, setelah Li Yan mengatakan kalimat terakhirnya itu, dia langsung pergi, bahkan Qiao Mu tidak sempat bertanya apa dia memanggilnya ke kantor untuk mengambil uang.

Tepat saat Qiao Mu sudah hampir sampai di gerbang hotel, dia melihat Yao Shu muncul di lobby hotel, Qiao Mu pun segera menghampirinya, "Yao Shu, sedang apa kamu di sini?"

Muncul di hotel sepagi ini, besar kemungkinan adalah untuk check out bukan check in.

Wajah Yao Shu tampak merah, dia tersenyum malu-malu, "Mumu, semalam aku berhasil mengutarakan perasaanku!"

Qiao Mu tertegun dan bertanya lagi, "Xiaoshu, semalam kamu tidak … tinggal bersama dengannya di sini kan?"

Wajah Yao Shu terlihat memerah, dia tidak mengelak, seketika Qiao Mu mengerti, apa perkembangan ini tidak terlalu cepat? Memesan kamar setelah mengutarakan perasaan?

Huh, dia juga tidak punya hak untuk mengomentari urusan orang lain, lagi pula Yao Shu bersama dengan kekasihnya di sini, sedangkan dia sendiri malah bersama dengan pamannya …

Tiba-tiba handphone Qiao Mu berbunyi, telepon dari Han Su, dia pun seketika ingat kalau semalam dia bertemu dengan Han Su, dia segera menjawab telepon tersebut.

Han Su lalu bertanya, "Mumu, semalam kamu mabuk, Li Yan membawamu pergi, apa dia benar-benar pamanmu?"

Qiao Mu tidak ingat apa yang dia katakan semalam dan menjawab, "Benar, Kak Han Su, tenang saja, aku tidak apa-apa. Terima kasih atas bantuanmu, tempat seperti itu memang tidak cocok untukku, lebih baik aku tidak pergi ke sana lagi."

Setelah Qiao Mu berterima kasih pada Han Su, dia memutuskan sambungan telepon dan melihat Yao Shu sedang menatapnya.

"Mumu, Kak Han Su? Apa kalian saling mengenal?"

Bab berikutnya