=Ami POV=
Kenyataan bahwa Jarel adalah Kakekku membuatku sangat canggung. Terlebih karena aku sempat kesal dengannya dan menganggapnya sebagai pembual. Kuharap, dia berkenan untuk memaafkanku untuk semuanya.
Dia menceritakan banyak tentang nenek. Perempuan cantik bernama Astrid yang mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan. Dia juga menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang pria di dalam penjara musuh saat dirinya tertangkap. Cukup mengesankan, karena dia sungguh berhasil pergi ke masa depan dan membantuku membereskan kegelapan.
Aku belum ada berbincang dengan Ge setelah obrolan singkat kami saat Jarel sadar. Dia, tuan presiden itu masih nampak lemah sekali. Aku bahkan dapat melihat matanya yang sayu namun berusaha untuk tetap memancarkantawa ramahnya.
Jarak tempat tidur kaminyang jauh menjadi salh satu penghalang untuk kami saling berbincang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com