Mungkin terkesan kejam ketika Eugene sedikit sedih saat sebuah taksi berhenti didepan mereka. Ia tak ingin cepat sampai rumah, ia ingin menggenggam tangan Michelle lebih lama. Menempelkan telapak tangan pada permukaan pipinya sendiri. Berbagi kehangatan.
"Coba kemarikan tongkat nya," pinta Eugene sesaat setelah masuk ke dalam taksi yang akan mengantar mereka ke kediaman keluarga Ahn.
"Kenapa harus?'
"Kemarikan saja," Eugene sedikit memaksa, menimbulkan kerutan di dahi Michelle. Meski begitu, si gadis tetap menyerahkan tongkat kruk miliknya. "Biar aku saja yang pegang, agar kau tak kesusahan."
"Mau terlihat gentle di depan ku huh?" Michelle tampaknya sudah terlanjur paham pada semua gerak-gerik Eugene. "Masa hanya memegang tongkat saja—"
"Karena hanya ini cara yang tak mungkin kau tolak. Padahal aku bisa saja menggendong mu agar kau tak repot berjalan."
"Jangan lakukan itu!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com