Marta mengikuti Jashmine sembari melirik suasana butik yang megah dengan fasilitas lengkap dan nyaman itu. Senyum mengembang di bibirnya, seolah menemukan emas. Hem, apa dia akan meminta uang kepada putri angkatnya?
"Jashmine, mama benar-benar lelah karena orang-orang Marco terus mengejar mama. Mama tidak tahu harus ke mana lagi?" Marta langsung mendudukkan dirinya di kursi berseberangan dengan meja Jashmine.
"Itu salah mama sendiri," seru Jashmine dengan memalingkan wajahnya.
"Kenapa kamu malah menyalahkan mama? Apa kamu suka jika mama kesusahan?" tanya Marta dengan tatapan sendu.
"Ma, aku tidak menyalahkan, tapi faktanya memang begitu. Mama jujur saja, mama tidak mengembalikan uang itu, kan?" Jashmine menatap lelah pada Marta yang mengenakan terusan dress sebatas lutut berwarna hitam pekat dengan bagian pundak yang terlihat, benar-benar sexy seperti tidak ingat usia. Dia ingin mengetahui seberapa jauh ibu angkatnya itu akan berbohong.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com