Nicko merengek pada Satria untuk melihat rumah kuda. Namun, Satria menolaknya dengan halus. Ini sudah lumayan sore dan sebentar lagi malam menjelang. Anak itu menangis, dia lalu mengadu padaku.
"Nick, listen to me. Your daddy is right. Don't you see that night will soon fall?" Aku menunjuk ke arah langit. Senja mulai turun.
Anak itu dengan bibir mencebik ikut memperhatikan langit.
"All animals will go to sleep. You can visit them tomorrow," kataku lagi.
Anak itu tidak merengek lagi, dan menurut. Dia memilih bermain dengan Ruben setelahnya. Mengabaikan ajakan Satria untuk membakar jagung bersama.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com