REA
Betina itu bikin kepalaku mendidih. Kenapa juga harus bertemu lagi. Oh aku lupa, dia tinggal di gedung ini juga. Tapi yang aku nggak suka setelah bertindak kurang ajar di pesta itu, sekarang dia meminta maaf dan minta apa tadi? Berteman? Bisa lebih dekat denganku?
Ha-ha-ha.
Aku mengeja tawa dalam hati. Aku sudah memaafkan, sumpah. Meskipun aku nggak bisa lupa apa yang sudah pernah dia lontarkan dari mulut nggak berattitude-nya. Jadi, untuk dekat denganku apalagi jadi teman? Sorry, sorry, to say. Seandainya di dunia ini manusia hanya tinggal dia seorang, aku lebih baik nggak punya teman sekalian.
Aku langsung mendarat kan bokong ke atas sofa begitu memasuki penthouse. Rasanya aku butuh sesuatu yang dingin. Satria cepat tanggap dan langsung memberiku minuman.
"Minum dulu. Dan kendalikan emosi kamu. Kamu harus tetap tenang." Dia duduk di sampingku, menghadap padaku.
"Setelah kejadian yang sudah-sudah, aku nggak bisa tenang, Bang."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com