MASIH WARNING 18+
(MET MALAM JUM'AT YA GAESSS HAHAHA)
Satria melepaskan ciumannya dan mulai memosisikan diri ke tempat yang tepat. Bibirnya mengecup lenganku hingga ke ujungnya. Pandangannya sayu dan tampak menggelap. Apalagi saat tanganku terjulur dan meraba perut hingga dadanya. Ini pahatan Tuhan terindah yang pernah kulihat. Aku membalas apa yang dia beri. Kami saling mencari dan mendamba.
"Rea, kamu siap?" suaranya serak, jakunnya naik turun perlahan seolah merasa kesulitan meneguk ludah.
Aku mengangguk. Saat itulah aku merasakan sesuatu yang teramat asing mencoba untuk melebur ke dalam tubuhku. Aku menekan dada Satria. Mataku memejam.
"Kamu boleh menggigit lengan atau pundakku jika terasa sakit. Aku akan berusaha membuatmu rileks, baby."
Satria berhenti sesaat melihat wajahku yang meringis kesakitan. "Masih mau coba?" tanyanya pelan.
Air mataku sudah membayang. Melihat wajah Satria aku rasanya tak tega, membiarkan usahanya malam ini sia-sia.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com