Davin Mahendra tersenyum penuh arti pada sosok pria yang selama ini membuatnya sangat penasaran. Ia sangat yakin jika Martin dan Marco adalah saudara kandung.
"Aku sangat yakin jika kalian saudara kandung." Pria itu cukup menyakinkan mengatakan hal itu pada Martin. "Kamu boleh menembak kepalaku jika ucapanku salah." Tak tanggung-tanggung, Davin Mahendra langsung melemparkan ucapan itu pada sosok pria yang masih terlihat tidak stabil untuk berdiri.
Martin hanya bisa tersenyum tipis pada ayah Imelda itu. Dia tak mungkin bisa mengelak apapun lagi pada pria itu.
"Aku menyerah ... mengelak pun pasti akan percuma. Bisa-bisa aku yang harus menerima tembakan yang memecahkan kepalaku." Martin pun akhirnya ikut duduk bersama dua pria yang sangat berpengaruh di dalam hidupnya itu. Baru pertama kali di dalam hidupnya, ia bisa bertatap muka secara langsung dengan Davin Mahendra.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com