Terlukis sangat jelas ekspresi terkejut yang ditunjukkan Davin Mahendra pada anak dan juga menantunya. Dia tak menyangka jika kedatangan mereka ke ruangannya untuk menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu kelam kedua keluarga itu.
"Mengapa tidak kamu tanyakan saja pada ayahmu, Adi Prayoga?" Tak langsung memberikan jawaban, Davin Mahendra justru melemparkan sebuah pertanyaan pada menantunya itu.
"Kami berdua sudah bertanya, beliau berkata jika Papa yang berhak memberitahukan hal itu pada kami," sahut Imelda dengan wajah terlihat tidak sabar untuk mendengar sebuah penjelasan dari ayahnya sendiri.
Davin Mahendra bangkit dari kursinya, memandang ke sebuah foto dirinya yang berdiri di samping Irene dalam pakaian dinas. Ada rona kesedihan dan juga kekecewaan yang terpancar dari wajahnya.
"Apa yang bisa kukatakan pada kalian berdua?" Davin Mahendra tiba-tiba saja terlihat telah kehilangan kata-katanya. Seolah ia baru saja tertimpa sebuah beban yang sangat berat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com