Lily membuka matanya saat sinar matahari pagi mengusik tidurnya. Lily sedikit terkejut saat menemukan Angkasa tidur di sampingnya. Lily akui hatinya lemah, ia membiarkan Angkasa masuk lagi ke dalam hatinya saat dirinya sedang menjalin hubungan bersama orang lain.
Entah mengapa Lily betah menatap Angkasa lama-lama seperti ini. Wajah itu, Lily sangat menyukainya. Bukan karena tampan saja, tapi karena wajah itulah yang mengisi hari-harinya di masa lalu. Ada banyak pertanyaan di dalam otak kecilnya, tentang mengapa Angkasa meninggalkannya tanpa kata kala itu. Hanya saja pertanyaan itu tertahan di kerongkongan. Lily ragu menanyakannya.
Lily mengulurkan tangan kirinya dan menyibak rambut Angkasa untuk memeriksa suhu melalui dahi pria itu. Sudah lebih baik dari kemarin. Lily menghela nafas lega.
Lily bangkit dan duduk di tepi ranjang. Lily menatap tangan kanannya dengan sendu. Tangan ini masih terasa aneh, masih bergetar seperti kemarin. Sebenarnya apa yang terjadi pada tangannya ini?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com