Setelah berbagai panggilan yang Lily lakukan pada Angkasa akhirnya membuat pria itu kini lebih memilih untuk duduk di samping Lily sampai seseorang datang menggantikan tugasnya menjaga Lily. Setiap kali Angkasa hendak pamit pergi, ada saja permintaan wanita itu hingga membuat Angkasa akhirnya jengah dan mengalah.
Padahal Angkasa itu sekarang adalah seorang pimpinan yang super sibuk, tapi hebatnya Lily berhasil menahan Angkasa hingga siang hari. Angkasa juga tadi pagi habis berolahraga pagi dengan bersepeda, badannya lengket dan minta untuk segera di bilas. Tapi sekali lagi, Lily mampu membuat Angkasa menahan rasa gerah itu.
"Lily!" Teriak Yuli begitu memasuki kamar yang berisi seorang pasien dan penunggu. Ya, mereka adalah Lily dan Angkasa.
"Lo kok bisa kayak gini?! Astaga!" Ucap Yuli memperhatikan kondisi Lily dari atas sampai bawah.
"Mama sama papa udah tahu?" Lily menggeleng.
"Aku takut di marahin." Rengek Lily, wajahnya menandakan siap mengeluarkan banyak tetesan air mata.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com