Sebelum Angkasa benar-benar keluar dari rumah ini, rumah nenek Amina dan berpisah dari Lily. Angkasa memuaskan diri dulu dengan menggenggam tangan Lily. Hal itu membuat Lily terheran, karena Angkasa sudah kena marah oleh papanya di telefon tadi, tapi justru sekarang Angkasa seperti tidak mau melepaskan genggaman tangannya.
"Sa."
"Hm?"
"Kalau ini menyangkut keselamatan kita, seperti apa yang kamu ceritain tadi. Lebih baik kita jaga jarak dulu aja, sama seperti yang papamu minta." Angkasa mengernyit, selama Angkasa bercerita tadi, Lily diam dan hanya mendengarkan, tapi kenapa sekarang Lily berkomentar seperti itu?
"Kenapa begitu?" Lily berpikir sejenak.
"Bukan aku takut atau bagaimana. Cuman ya aku khawatir aja, itu malah berdampak buruk ke kamu, ke kita." Angkasa menganggukkan kepala.
"Terus kalau aku kangen gimana?" Lily terkikik geli.
"Datang ke rumah terus minta restu mama sama papa."
"Kode pengen di lamar nih?"
"Bukan gitu, aku gak mau nikah muda."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com