Kalima pikir murid itu mengabarkan berita bohong, ia tidak percaya kalau bibi meninggal begitu saja karena tadi pagi bibi masih sempat menyiapkan sarapan untuknya. Kalima benar-benar marah, ingin sekali memukul murid itu dengan tamparannya.
"Ampun paman Kalima. Aku mengatakan yang sesungguhnya! Barusan bibi meninggal dunia, empu Dhamar yang menyuruhku untuk mengabarimu" ucap murid itu ketakutan.
Kalima menghempaskan cengkramannya, ia menatap Samir yang juga terkejut mendengarnya. Tanpa berucap apapun lagi, Kalima langsung berlari menuju ke padepokan dan Samir mengiringi di belakangnya.
Sepanjang Kalima berlari, bayangan wajah bibi yang penuh dengan senyum pagi tadi terus terpampang di pandangannya. Kalima bahkan bersumpah di dalam hatinya, jika murid itu mengatakan hal yang bohong, ia akan memotong lidahnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com