Axel menutup dokumen yang baru saja selesai dia tandatangani, lalu melemparkan pulpen limited editionnya yang terbuat dari 18 karat emas putih dan berlian, dan dengan ujung pena yang juga terbuat dari 18 karat emas.
Pulpen berwarna hitam yang memiliki dua tempat penyimpanan tinta itu merupakan hadiah pemberian dari kedua orang tuanya di hari dimana dia resmi menggantikan posisi Adelardo Cetta, sang papa ke atas meja kerjanya.
Axel melepaskan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, lalu melemparkannya ke atas meja kerja, menyusul pulpennya. Menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya. Axel memijat pelan pangkal hidungnya.
Bekerja sebagai seorang CEO untuk perusahaan yang sudah menggurita sangatlah melelahkan. Jika di hiperbola, bahkan untuk bernafas pun tidak ada waktu. Axel baru tahu rasanya menjadi Ardo dulu, untuk hal itu lah, dia merasa bersalah karena sempat bersikap memusuhi papanya itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com