Lova tertawa kecil sambil mengusap-usap lengan Axel pelan. "Kan, masih ka.lau, Axe." balas Lova sambil menekankan pada kata kalau.
"Heh! Kok, lo gitu?"
Lova menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bukan kaya gitu." sangkal Lova sambil menepuk pelan pipi Axel sebanyak dua kali. "Jangan mikir macem-macem, oke? Itu, kan nanti. Masih jauh banget, Axe. Udah ya, Axe mau makan apa? Kasihan Abdul, udah lama nungguin. Lova juga udah lapar, nih."
Senyum lebar Abdul seketika terbit. "My Vava emang yang paling peka."
Raut wajah Axel langsung berubah menjadi keras. Dengan gerakan cepat, Axel mendongak dan menatap Abdul dengan tatapan tajam. "Bacot lu, Dul!"
Abdul langsung mengangkat kedua tangannya ke atas tanda menyerah. "Siap, bos! Tenang-tenang. Jand esmosi, ah!"
Lova geleng-geleng kepala. "Lova mau siomay sama air mineral aja. Tolong ya, Abdul."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com