Aku mendengar seseorang sedang menangis di dekat telingaku.
Sebuah ayat suci Al-Quran dilantunkan dengan lirih seakan banyak berharap tentang suatu hal.
"Rein, apa kamu mendengarku?"
Samar-samar aku mendengar suara itu.
Seperti tak asing, tapi entah kenapa aku tak mendengarnya lagi.
"Assalamualaikum." sejurusnya, aku mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu.
Aku membuka mata dan seketika mengingat janji dengan Alif saat itu.
Dengan kesadaran yang masih belum seratus persen full, aku segera turun lalu membuka pintu.
"Rein?" sapa Alif yang sudah tampan dan segar sekali, "assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam. Kamu sudah kemari pagi-pagi begini?"
"Eh kan janjinya sudah seperti itu?"
"Oh iya." aku menepuk kening, "tapi aku belum mandi dan bersiap-siap."
"Ah tak usah. Ayo ikut aku saja." Alif membalik badan kemudian berjalan.
Aku lantas mengunci pintu kemudian berlari kecil untuk menyeimbangi jalan Alif.
"Sekarang pukul berapa?" tanyanya.
"Entah. Aku belum melihat jam."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com