"Hah?" Maksudnya tampar karena udah nyuri first kiss gue?
"Untuk semuanya. Gua rasa belum cukup yang kemarin lu maki gua berengsek dan lain lain," kata Pete lagi, mendadak jadi sendu. Dia seolah bisa baca pikiran gue sebelumnya.
Deg.
Gue semakin merasa bersalah. Gue terdiam, ga tau mau jawab apa.
Tapi Pete malah terkekeh tiba tiba. "Kenapa gitu banget ngeliatin guanya? Aneh banget ya gua kaya gini?"
"Iya! Sosok tengil dan sengah itu udah melekat sama diri lo," tajam gue. Ga nyaman dengan sosok Pete yang murung kaya tadi.
Sesuai dugaan gue, Pete kembali ke sosoknya beberapa menit yang lalu. Ngeselin dan minta ditampol.
"Oh jelas dong," kata dia sambil berlagak sombong. Tangannya lalu menunjuk ke gue. "Dan lu. Sosok babu udah melekat sama diri lu," kata dia lagi dengan kurang ajarnya.
Asli, kali ini beneran pengen gue tampol.
Pakai cinta tapi.
Ngyahahha!
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com