"Lo lama banget sih dihukumnya," ucap gue.
Gue mulai mengipas ngipasin muka. Pasti mataharinya lagi mood nih. Soalnya mukanya berseri seri, cerah nan menyilaukan. Bahkan penuh semangat yang berkobar seperti api, sampe ngebakar kulit gue.
Duh, Tuan Putri jadi gosong kan.
"Panas banget," lirih gue pelan.
"Lu sendiri ngapain di sini?"
"Ya nungguin lo lah!" jawab gue cepet.
"Eh?" Gue langsung menoleh ke Pete yang sekarang udah ga dalam posisi hormat. Lah, kok kok kok?
Gue memicingkan mata sedikit, karena silau kena cahaya matahari. Gue bisa lihat muka Pete yang gelap karena dia sekarang berdiri membelakangi matahari.
"Orang gua udah selesai jalanin hukumannya dari tadi," kata Pete.
Pete lalu menjilat bibirnya sebentar. Juga memegang topi di kepalanya. Pete tersenyum iseng. "Cie perhatian sama pacarnya," goda Pete.
Gue langsung melotot. Di antara marah dan malu.
"Jadi lo udah selesai dari tadi? Trus kenapa tadi lo masih hormat bendera?" tanya gue ga mengerti.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com