Sejenak tak ada seseorangpun yang berbicara, dan hanya desah nafas tegang Lusia yang terdengar. Dan.pandangan mata sang hakim yang begitu murka menatapnya.
"Apa yang menyebabkanmu begitu berani menentang persidangan ini? Bukankah kau sudah tahu bahwa ini hari kematianmu? Dan tak seorang manusia pun bisa membela dirinya saat hari kematiannya!"
Lusia melihat sekelebat bayangan berwarna putih melintas terbang di atasnya, tapi bayangan itu tak terlihat oleh siapapun. Bayangan itu begitu cepatnya masuk ke salah satu sisi dinding di ruangan itu.
"Aku tidak mati! Dan aku tidak percaya kalau aku sudah mati!" bantah Lusia. Jantungnya berdetak-detak kencang. Aku harus melawan! Ada sesuatu yang tidak beres dengan alam kematian ini! Entah kenapa ada pikiran seperti itu di kepalanya.
Hakim itu lalu menunjuk deretan manusia-manusia telanjang lainnya yang sedang menunggu sidang di ruangan itu. "Kau tanyakan saja pada orang-orang yang ada di situ! Apakah mereka sudah meninggal atau tidak...?!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com