Langkah kaki Jayendra telah memijak di atas batu karang yang dituju. Dia berdiri berhadapan dengan sang rembulan bermandikan cahaya emasnya. Seruni berdiri dan merasakan takjub yang amat sangat. Tubuh Jayendra seolah memantulkan cahaya terang dari sang rembulan. Kemudian Jayendra membalikan badannya, kini dia menghadap ke arah Seruni dari kejauhan.
"Kita masing-masing punya kapal untuk dilayarkan. dan masing-masing mempunyai ombak yang harus di terjang. Begitu juga dengan gelombang yang tak mungkin kita hindari. Mungkin saja sebagian kita mampu. atau sebagian sengaja menenggelamkan dalam lautan Nestapa. Dan jika kita mampu melewatinya, maka bahagia sudah menanti disana." Syair itu seketika keluar dari bibir Jayendra. Kedua tangannya dia rentangkan seolah sedang menikmati guyuran cahaya rembulan keemasan malam itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com