webnovel

52. Bukan Sihir

Jalan Pantai Utara, 2020.

Bus menepi pada komplek bangunan rumah makan dengan halaman parkir yang luas seukuran dua kali lapangan bola, tempat dimana para supir bus beserta penumpangnya rehat dari perjalanan untuk sekadar makan atau beribadah. Siang itu terik matahari tepat di atas kepala. Abdul dan Jay turun dari bus, mereka menuju Foud Court untuk memesan makanan. Tempat itu sangat ramai hingga hampir tidak ada meja yang kosong.

"Denger pelajaran sejarah malah bikin saya laper, mas," celoteh Abdul siap menikmati hidangan di satu-satunya meja yang kosong.

"Kata orang, sejarah itu membosankan," ujar Mas Jay. "Makan dulu, baru lanjut ngobrol lagi!"

Mereka pun menikmati hidangan masing-masing tanpa saling bicara. Beberapa saat kemudian, Mas Jay kembali membuka obrolan.

"Habis ini, saya ga bakal ceritain kelanjutanya," ujar Jay mengejutkan.

"Lho? Kenapa?" tanya Abdul heran.

"Kalau saya ceritain, kamu jadi tahu ceritanya."

"Kenapa saya ga boleh tahu?"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya