"Mel? Ayo sini," panggil Said.
Ia telah selesai menutup lubang kubur dengan gundukan tanah terakhir. Ditancapkannya ujung sekop pada bagian kepala kubur, seolah menjadikannya nisan sementara, kemudian menoleh ke arah sosok hantu Melinda dan mengangguk.
Alma merinding melihat sosok hantu Melinda melayang mendekat ke arahnya, melewati batang-batang pohon dan barisan semak yang memisahkan mereka. Proses itu terasa begitu lambat, seolah waktu mengalami distorsi, tapi tak ada apa pun yang bisa ia lakukan. Semakin Melinda mendekat, udara di sekitar Alma terasa semakin dingin. Ia menggigil, gigi-giginya bergemeretak. Ia tidak tahu apakah penurunan suhu yang ia rasakan sekarang ini terjadi karena kehadiran makhluk itu atau hanya karena rasa takut yang memuncak di dalam tubuhnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com