Dendam yang Sia-sia

Abigail tidak pernah merasa senang, ia selalu merasa kurang dalam hidupnya.

Ia punya seorang Ayah dan Ibu, mereka adalah Raja dan Ratu yang terhormat, tapi mereka tidak pernah punya waktu untuknya.

Abigail pikir, itu wajar, ia adalah seorang Pangeran, ia dituntut untuk melakukan apa pun yang ia lakukan, ia harus siap untuk membangun sebuah kerajaan, menjadi Pangeran muda yang dihormati semua orang.

Tapi sayang sekali, semuanya hancur.

Ia kehilangan statusnya sebagai Pangeran dan tinggal di wilayah Kerajaan yang menghancurkan Kerajaannya, tinggal di tenda perang seperti orang biasa, bersama dengan orang-orang terlantar dari berbagai penjuru.

Abigail tidak pernah suka itu, baginya di mana pun dirinya berada, ia harus menjdi orang yang nomor satu, ia harus disegani dan ia harus diakui, ia bertingkah seakan ia adalah orang yang mengayomi anak-anak yang ditemukan para prajurit, tapi pada kenyataannya ia menghancurkan mereka satu demi satu.