webnovel

Beginning

"Ci, bangun. Hari ini kamu testing, jadi harus bangun lebih awal"

"Oke Mah"

"Hari ini gak bisa Bapa antar, kamu sendiri aja naik angkutan umum ya. Tau kan sekolahnya?"

"Enggak" ucapku

"Pokoknya kamu turun di dekat taman kota, terus tanyain sekolah Nusa Indah"

"oh iyaya"

"Hati hati"

"iya" ucapku.

Pagi hari aku berjalan di tengah keramaian kota, satu yang ada difikirkan ku, kenapa jalan ini terasa tidak asing? Sepertinya aku pernah kesini sebelumnya.

"Ade becak?"

"Enggak pak, mau nanyain Sekolah Nusa Indah dimana?

"Dari sini ade lurus jalan terus belok kanan yang depan sekolah Nusa indah"

"Makasih banyak pak"

"Sama sama"

"Hati hati de"

"Iya pak"

Akupun berjalan lurus menuju arah yang disebutkan oleh bapak tadi. Karena penasaran, sekaligus ingin mengucapkan terimakasih, akhirnya aku menengok ke belakang kembali.

"Hmm".. gumamku, lalu meneruskan perjalanan ku, karena bapak tadi tak terlihat lagi dari pandangan ku.

Depan gerbang

"Pak permisi, apakah ini benar Sekolah Nusa Indah?"

"Ya benar"

"Terimakasih pak"

"Sepertinya aku juga tak asing dengan sekolah ini".

______"masa kamu kalah dengan orang itu itu"_____ ucapan itu terngiang kembali dikepalaku, aku mengingat kembali mimpiku 2 hari yang lalu, dimana aku masuk ke gerbang sekolah dan ditemui nenek nenek, seperti sedang memarahiku, aku harus masuk ke gerbang ini, sepertinya itulah inti dari percakapan ku dan nenek tua di mimpiku itu.

Tapi aku benar benar lupa, saat itu terjadi kebakaran hebat, dan aku keluar dari gerbang sekolah itu untuk memadamkan api. Kemudian lari di lorong lalu bangun dari tidurku.

Aku berjalan menyusuri tangga lantai 2, kemudian mencari ruangan ku berada.

Akhirnya aku menemukan ruangan ku. Akupun masuk ke kelas tersebut lalu mengerjakan soal soal test. Hari pertama, hari kedua, hari ketiga telah aku lalui. Seperti biasanya Akupun berjalan melalui tangga untuk pulang menuju rumah, namun disebrang lapangan basket sepertinya ada seseorang yang memperhatikan ku. Aku melirik orang tersebut lalu mencoba memfokuskan diri untuk melihatnya, namun hasilnya nihil, aku tak menemukan siapapun. Mungkin itu cuma halusinasi ku aja.

Hari H pengumuman pun datang. Rasanya aku pernah merasakan perasaan ini. Dan atas izin Tuhan aku masuk dan lulus testing di sekolah ini. Bapak dan mamahku juga ikut bangga sekaligus mengucapkan selamat kepadaku.

Hari ini adalah hari dimana pertama kali kami dikumpulkan sebelum tiba Mos datang.

Saat itu aku sedikit berjalan cepat karena tertinggal.

"Maaf" ucapku sambil memelas karena terburu buru ingin mengejar kakak kelas yang menunjukkan arah kelas pengumpulan siswa baru.

"Hmm" gumamnya sambil berwajah datar.

Setelah aku menabrak seseorang dan meminta maaf, aku melanjutkan kembali berjalan cepat sambil mengejar kakak kelas itu.

Kami dikumpulkan perkelas berdasarkan huruf abjad. Setelah kumpulan selesai aku berkeliling di sekitar tempat tersebut, karena aku lupa jalan pulang. Ku lihat seseorang berjalan ke arah lapangan, Akupun mengikutinya dari belakang, sampai akhirnya aku tiba di depan gerbang. Sesekali aku melirik orang tersebut, namun panggilan seseorang menyadarkan ku

"Non Citra?"

"Iya?"

"Mari pulang?"

"Baik pak". Ucapku sambil berjalan melewati gerbang.

Nafasku sempat terasa berat, entah apa yang ada dalam fikiranku. Rasanya seperti kosong dan hampa. Setelah pengumuman kelulusan testing kakiku berpijak membela diri, hati dan fisik tak selaras dengan keadaan ini.

Di rumah

"Ci, makan sore dulu"

"Baik mah"

Akupun duduk di ruang makan sambil berbicara seperti biasanya.

"Ci, kenapa kakimu merah?"

"Gak tau mah, mungkin kena serangga"

"Kamu jatuh?"

Akupun tersenyum kebingungan.

Setelah selesai makan Akupun pergi ke kamar untuk mengecek kaki ku.

"Seperti sebuah telapak tangan yang menampar kakiku" gumamku. Akupun hanya mengoles minyak gosok hangat untuk sekedar menghilangkan jejak telapak tangan yang kemerahan itu.

Di lain waktu

Pagiku di sibukkan dengan kekesalan yang datang melandaku. Hari ini seharusya menjadi hari terbaik, tapi bagaimana tidak kesal jika orang tua terus membanding-bandingkan kakak-adiknya? Entah apa yang ada dalam fikiranku. Namun fikiran buntu ku membawaku pada suatu perjanjian kakak beradik. Aku dan kak Dito berjanji untuk tidak bertegur sapa dan tidak saling mengenal ketika di sekolah. Itulah mengapa hari ini aku datang ke sekolah dan sedikit hampir terlambat. Akupun berjalan menuju gerbang, lalu tiba tiba.

"Maaf" ucapan seseorang terdengar jelas, dia meminta maaf sambil memelas.

"Hmmm" jawabku datar ingin menetralkan keadaan yang tiba tiba panas berkeringat.

Perempuan itu pergi terburu buru meninggalkanku.

"Manis" gumamku. Akupun kembali tersadar lalu melanjutkan perjalanan ku.

Setelah kumpulan calon siswa baru selesai, lagi lagi aku melihat perempuan yang menabrakku tadi pagi mondar mandir dan terlihat berbicara dengan seseorang tapi tidak ada siapa siapa. Sepertinya dia tersesat, aku pun mencoba pura pura berkeliling disekitarnya, lalu menunggu dia melihat kearahku, agar dia bisa mengikutiku.

"Polos banget, akhirnya dia ngikutin gue juga." ucapku dalam hati, Akupun kembali berjalan menuju gerbang sekolah.

"Selesai sudah tugasku" gumamku. Akupun meninggal kan dia begitu saja dan berjalan menuju parkiran motor.

2 hari Kemudian

Di pagi yang begitu dingin, ku lihat semua siswa baru berjalan melewati gerbang sekolah, tepatnya sekarang pukul 05.40.

"Apa aku yang kesiangan? Yaampun" Akupun segera turun dari mobil.

Hari ini adalah hari pertama MOS dan tentunya, bukan hanya sekolahku saja, tapi hampir seluruh siswa SMP sama menjalankan MOS di hari pertama.

Akupun berlari kecil, terlihat kakak kelas OSIS menjaga di depan gerbang.

"Ayo segera masuk dek" ucap salah satu kakak OSIS.

Akupun mengangguk sedikit berjalan cepat, sampi akhirnya tiba di lapangan.

Seseorang mendorong ku dari arah belakang,

"Maaf"

"Gak apapa ucapku"

"Permisi, Lo punya pulpen dua atau lebih?"

"Ya?"

"Punya pulpen lebih?"

"Oh punya punya" jawabku sedikit kikuk

"Boleh minjem, nanti gue balikin pulang MOS?"

"Boleh boleh"

"Makasih banyak. Kamu yang terbaik". ucapnya sambil memelukku

"Sama sama" ucapku sambil tersenyum.

"Ini pulpennya". tambahku.

"Makasih"

"Sama sama"

"Nama Lo siapa?"

"Citra"

"Ratih. Salam kenal ya. Gue minta nomer hp lu juga, jaga jaga nanti takut nya susah nemuin lo pas ngembaliin pulpen. Ini ketik disini"

"Oke". Akupun memberikan no. hp ku pada seseorang yang baru saja ku kenal.

"Makasih. Gue duluan ya, gue pinjem pulpennya"

"Sama sama. Oke". Akupun tersenyum sambil mengangguk.

Sepertinya ada seseorang yang sedang memperhatikanku. Akupun menoleh ke pinggir sebelah kanan, tapi tak ada yang memperhatikan ku. 'Apa ini perasaanku saja' ucapku dalam hati. Kamipun berbaris sesuai dengan yang diperintahkan. Kami melaksanakan upacara penyambutan siswa baru.

Saat upacara penyambutan siswa baru selesai kamipun berkumpul di lapang untuk kegiatan selanjutnya. Berbagai pengumuman disampaikan disana, kamipun duduk rapi di lapangan beralaskan koran.

Suasana begitu kondusif, sehingga membuat siapa saja yang melirik dan bergerak ketahuan. Sesekali aku menengok ke arah belakang pojok kiri atas di lantai tiga.

Seorang siswi memperhatikanku di begitu serius lalu lama kelamaan siswi di lantai atas tersebut mengeluarkan darah di matanya... "Yaampun" sedikit kaget, sehingga semua orang pun tertuju padaku.

"Hei siswa baru coba perhatikan ke depan, nama kamu siapa?"

"Citra kak" jawabku.

Setelah perkumpulan di lapang selesai, akhirnya kakak kelas OSIS mengumumkan siswa siswa yang tidak memperhatikan saat pengumuman berlangsung.

"Citra, maju kedepan" titah salah satu kakak OSIS.

"baik kak" jawabku pasrah.

'Yaampun malu banget mana disuruh nyanyi di depan lapangan. Untungnya gak sendiri' ucapku dalam hati sedikit menghibur diri.

"Ade ade di depan adalah contoh siswa baru yang tidak memperhatikan ketika pengumuman Guru sedang berlangsung. Untuk hukumannya, kalian semua nyanyi himne sekolah yang kompak"

"Baik kak" jawabku dan teman teman yang dihukum serempak.

Setelah hukuman selesai kamipun duduk di tempat masing masing. Tibalah kakak kelas mengumumkan barang barang yang harus dibawa untuk hari besok. Kamipun mencatat nama nama barang tersebut.

'Yaampun panas juga. Akhirnya MOS hari pertama ini selesai dengan cepat' ucapku dalam hati. Siswa baru pun berhamburan pulang dan keluar dari gerbang sekolah.

#to be continue

Bab berikutnya