Anya terdiam di depan pintu kantor Aiden, tidak tahu harus berbuat apa.
Pengawal Aiden juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya sedang penuh. Ia tidak bisa mengetuk pintu dan juga tidak bisa masuk secara sembarangan.
"Bisakah Anda membantuku mengetuk pintunya, Nyonya?" pengawal itu kembali memandang ke arah Anya dengan malu. Ia merasa sedikit tidak enak harus meminta tolong pada Nyonya-nya.
Anya seperti tersadar dari lamunannya. Ia melihat dua bungkusan di tangan pengawal tersebut dan mengangguk. Kakinya melangkah mendekati pintu dan mengetuknya pelan.
"Masuk!" suara Aiden terdengar dari dalam.
Suara itu membuat tangan Anya sedikit gemetaran dan jantungnya berdegup lebih kencang. Suara itu masih saja memberi efek yang sama seperti dulu. Meski sudah berusaha membunuh hatinya, ternyata perasaannya masih belum mati juga.
Anya menarik napas dalam-dalam dan membuka pintu sambil berusaha untuk menenangkan diri.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com