"Apakah aku harus menunggu mereka mengusirku? Aku merasa giliranku akan tiba setelah kamu. Aku tidak bisa tinggal di sana lebih lama lagi," kata Tara.
Ketika mendengar hal ini, hati Anya terasa pahit.
Ternyata Tara berpikir seperti itu.
Anya tahu bahwa Tara bukan wanita percaya diri seperti penampilannya. Ia hanya bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang paling sederhana.
Memang benar ia mencintai Nico dan hanya Nico satu-satunya pria yang bisa menembus pertahanan hatinya. Tetapi melihat pengalaman Anya, Tara langsung kabur.
"Kapan kamu pergi dari rumah?" tanya Anya dengan suara pelan.
"Di hari Keluarga Atmajaya ingin menggugurkan kandunganmu. Hari itu, Aiden menyuruhku untuk memeriksamu. Setelah pulang dari rumahmu, aku langsung membereskan semua barangmu dan pulang," kata Tara.
"Apakah kakekmu tahu?" tanya Anya lagi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com