Randika penasaran sedang apa belahan jiwanya itu sekarang.
Setelah berpikir sesaat, Randika memutuskan untuk mendatangi ruangannya Inggrid. Toh dia juga sekarang sedang nganggur.
Ketika dia mendorong pintu ruangan Inggrid, sekretaris Inggrid tiba-tiba keluar dan mereka bertabrakan. Setelah meminta maaf, sekretaris itu dengan cepat pergi.
Randika tidak terlalu memikirkannya dan masuk ke dalam ruangannya. Dia melihat Inggrid sedang memegangi kepalanya sambil membaca sebuah dokumen.
"Sayang." Randika menghampiri Inggrid dan mulai memijat pundaknya.
"Kenapa?" Inggrid sama sekali tidak marah. Dia sudah terbiasa dengan hubungannya dengan Randika. Meskipun kesan Randika di dalam dirinya sama sekali tidak berubah yaitu tidak tahu malu, penuh hawa nafsu dan tidak tahu diri. Tetapi, Randika punya suatu pesona yang tidak biasa. Inggrid tidak bisa mengatakannya secara jelas tetapi perasaan itu tumbuh setelah mereka hidup bersama selama ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com