webnovel

salah faham

aku dan anna sudah berada di caffe dekat rumah sakit, kami memesan kopi panas dan dessert.

" aisyah...bagaimana keadaanmu...? aku benar- benar tidak menyangka ternyata kau masih hidup, bahkan kau berada didekatku begitu lama..seandainya aku tahu, aku pasti akan merawatmu dengan senang hati.." anna merasa sangat menyesal.

" sudahlah anna...semua telah berlalu,,aku kini sehat,kau bisa lihat sendiri kan?" aku meyakinkannya dan dia pun tersenyum.

"aisyah...aku turut berduka cita atas meninggalnya faris...aku dan kak dylan baru kembali kemarin...dan kami sama sekali tidak mendengar kabar darimu." anna terlihat sedih.

" semua sudah ada yang mengatur anna, kita hanya menjalaninya saja." kataku, akupun menyesap kopi ku, aku memang sangat menyukai kopi,,aromanya sungguh menenangkan.

kami pun mengobrol,aku juga menceritakan tentang nisa, dan kami besok akan menemuinya bersama- sama.

"assalamu'alaikum..." seseorang menyapa aku dan anna, saat kukihat ternyata kak dylan.

"wa'alaikum salam... kak dylan....apa kabar?" kataku ketika melihatnya setelah sekian lama.

" aku baik, kamu juga terlihat sehat aisyah...senang sekali melihatmu seperti ini." dylan terlihat sangat bahagia.

" kak dylan...ingat...aisyah istri orang, jangan kau pandang seperti itu..." anna terkekeh melihat dylan menatapku tanpa berkedip.

" memang benar kalau aku istri orang...apa menurutmu suamiku seekor kucing..." aku membalas kata- kata anna dengan canda, sesaat kemudian anna menerima telepon dan meninggalkan kami untuk berbicara sebentar.

aku dan dylan mengobrol, bahkan sesekali kami bercanda dan tertawa, tiba- tiba aldo sudah berada di depan ku dan wajahnya terlihat marah, tanpa bertanya atau menyapaku dia meninggalkan kami dengan wajah merah karena marah.aku merasa bingung,akupun mengejarnya tetapi aldo sudah pergi, aku kembali ke mejaku tadi dan kulihat anna sudah kembali, aku pun pamit.

" anna, maaf...aku harus pulang sekarang..." kataku sambil berlari keluar dan kukendarai mobilku menuju kerumah.

sesampainya dirumah, tak kudapati mobil suamiku di halaman, itu berarti aldo tidak langsung pulang, aku kemudian masuk kedalam rumah, aku memasak untuk makan malam kami dan setelah selesai aku mandi dan menunggu suamiku pulang.

sudah lewat jam makan malam tetapi aldo tidak kunjung pulang, aku mulai khawatir.

" mas aldo, sebenarnya kamu dimana? kenaoa kamu marah padaku?" hatiku penuh pertanyaan, aku pun berfikir mungkinkah aldo salah menilai hubunganku dengan kak dylan..

aku tertidur di shofa ruang tamu,saat kudengar pintu rumahku terbuka kulihat jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, suamiku melewatiku yang sudah menunggunya sangat lama.

" mas aldo...kenapa baru pulang?" tanyaku sambil mengikutinya dari belakang.

" bukan urusanmu..." aldo terus berjalan tanpa memperdulikan aku yang terus mengikutinya.

" tapi apa salahku mas...kenapa kau tiba- tiba marah tanpa alasan?" tanyaku padanya, aku benar- benar tidak merasa melakukan sebuah kesalahan.

" tanpa alasan katamu...lalu bagaimana menurutmu perasaanku saat melihat istri yang kucintai sedang bercanda dan tertawa dengan pria lain...apakah aku harus senang...?" katanya marah, nada bicaranya semakin tinggi.

" mas...kamu salah faham...kak dylan itu sudah seperti kakakku sendiri." aku mencoba menjelaskan padanya.

" oh...jadi namanya dylan, dan kau memanggilnya begitu akrab,,kau pembohong aisyah..." aldo semakin marah padaku tanpa alasan jelas, dia benar- benar salah faham.

" bagaimana aku membohongimu mas...kau tega sekali menyebut aku seorang pembohong."aku tak terima dikatakan pembohong...karena aku jelas tidak melakukannya.

" tadi bukankah kamu bilang mau bertemu dengan anna, kenapa menjadi dylan?" aku pun tertawa.

" mas aldo...jadi ini yang membuatmu marah? dylan itu kakaknya anna mas,,,jelas kami akrab,,kami mengenal sudah cukup lama, dan aku menganggapnya seperti kakakku sendiri." kataku menjelaskan pada aldo.

" tapi tatapan orang itu bukan tatapan seorang kakak kepada adiknya,,,itu tatapan penuh cinta aisyah..." aldo mengagetkan ku dengan kata- katanya.

" tidak mungkin mas...kamu pasti salah..." aku tak percaya pada pandanganmu mas." aku merasa aldo terlalu berlebihan.

" aku tidak suka kamu bergaul dengannya...jauhi dia dan anna mukai sekarang..!" aldo benar- benar keras kepala, tetapi aku mencoba menuruti kata- katanya.

" aku akan menjauhi kak dylan, tetapi tidak dengan anna, dia sahabatku mas, dia yang menemaniku saat aku terpuruk, aku benar- benar tidak bisa memutuskan hubungan dengan anna mas...kumohon ijinkan aku tetap berteman dengannya." aku mulai terisak, rasanya dadaku terasa sesak mengetahui suamiku sendiri meragukanku...bukankah sebuah hubungan itu harus didasari rasa saling percaya...? aku benar- benar merasa pusing sekarang, aku menelepon dokter adrian dan anna mungkin besok aku tidak busa bertemu dengan nisa, aku juga meminta adrian memintakan maaf kepada nisa, gadis kecil itu pasti akan merasa sedih sekali...tapj mau bagaimana lagi....?

Bab berikutnya