webnovel

part 2

"Aarrrgh.. Sialan! Dasar pria brengsek!! Sungguh menjengkelkan! Harusnya dia minta maaf bukannya malah menyebalkan seperti pria hidung belang. Sial!"

Jimin merasa sangat kesal atas apa yang terjadi padanya tadi.

Dan kyuhyun yang sedang mengemudi dibuat terkejut atas umpatan yang adik manisnya seketika menghentikan mobilnya.

𝘾𝙠𝙞𝙞𝙞𝙞𝙩

"Yak!! Hyung apa yang kau lakukan!" Ucap jimin terkejut atas apa yang dilakukan Hyung nya. ia pun masih kesal dengan namja tadi dan sekarang hyung nya malah membuat moodnya semakin buruk.

"Hey!! Beraninya kau mengumpat didepan hyung! Mau aku sumpal mulutmu dengan sepatuku hah!!" Bentak kyuhyun dengan rahang yang mengeras saat amarah yang keluar karena mendengar umpatan dari mulut adiknya. Jimin pun terkejut dengan bentak kan hyung nya kemudian ia ingat bahwa ia tak boleh mengucapkan kata umpatan karena itu tak baik jika terdengar orang lain. Namun ia terlanjur mengatakannya di depan hyung nya karena kekesalannya.

"M-mianhe h-hyung.." Sesal jimin sambil menunduk merasa ciut saat hyungnya sedang marah.

"A-aku benar-benar kesal dengan namja tadi hyung. Tak meminta maaf pula.. Huffftt.." Jimin menghela nafas kasar berharap rasa kesal cepat mereda.

"Sudahlah kita pulang sekarang." Ucap kyuhyun dingin.

"N-ne hyung.." Jimin masih menunduk merasa bersalah karena mengucapkan kata-kata kasar didepan hyungnya. Dan berharap tak bertemu lagi dengan pria tadi. Kyuhyun pun menjalankan mobilnya menuju rumah mereka dan tak bersuara lagi.

Saat ini keadaan hening di dalam mobil itu sesekali jimin melirik kearah Hyung nya yang sedang mengemudi dengan diam karena hyungnya yang biasanya banyak bicara kini mengacuhkannya.

Jimin merasa bersalah karena ulahnya tapi, dia benar-benar takut kalau Hyung nya sedang marah seperti ini dan mendiaminya. Jimin pun akhirnya memberanikan diri untuk mencoba membuka obrolan.

"H-hyung a-aku ingin makan ice cream b-bisakah kita mampir dulu?" Tanya jimin dengan gugup dan pelan yang kini sedang menunduk.

"Tidak!! Tak ada ice cream untuk satu minggu!!" Jimin dibuat terkejut akan keputusan Hyung nya karena bagaimana pun jimin sangat menyukai ice cream dan tak pernah melewatkan sehari pun untuk menikmatinya.

"Yah.. hyung jangan seperti itu aku tak bisa sehari tanpa es krim hyung. Kau tega sekali.~" Rengek jimin pada Hyung nya sambil menggoyangkan lengan Hyung nya. Kyuhyun hanya diam tak menghiraukan rengekan jimin dan tetap fokus menyetir.

Sepuluh menit berlalu akhirnya mereka berdua tiba didepan rumah kemudian memasuki halaman rumah setelah security membuka gerbang. 

Mereka pun turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Kyuhyun masih mengacuhkan jimin tanpa berucap dia lansung berjalan menuju kamarnya.

Jimin yang merasa diacuhkan mulai berlari kecil mengejar hyungnya.

Mencoba meraih lengan kyuhyun dan membujuknya.

"Hyung, apa kau masih marah?" Tanyanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"...."

"Hyung..."

"...." Kyuhyun masih bergeming ditempatnya tak menghiraukan panggilan adiknya.

"Hyung.. mianhe hyung."

"...."

"H-hyung... hiks.. hiks.. hyung a-aku benar-benar.. hiks.. Menyesal.. m-maafkan aku.. hiks.." Tangis jimin pun akhirnya pecah. air matanya turus mengalir dari mata sipitnya sangat deras membasahi pipi cubbynya dengan tubuh yang bergetar. Dia sangat takut jika hyungnya sudah mengacuhkannya.

Kyuhyun yang mendengar adiknya menangis menolehkan kepala kesamping kanannya dimana adiknya berada. Akhirnya kyuhyun pun luluh merasa tak tega melihat adik kesayangan nya yang menangis kemudian Dia menarik adiknya untuk dipeluknya.

"Sssttt.. Sudah berhentilah menangis. hyung sudah memaafkan mu." Ucap kyuhyun menenangkan jimin sambil mengusap punggung adiknya yang masih bergetar.

"A-aku.. hiks.. benar-benar menyesal.. hiks.. hyung.." Jimin masih sesenggukan dan mengusap air matanya.

"Ne ne, tapi ingat jangan mengulanginya ne. Tapi, meski hyung sudah memaafkan mu tetap tak ada ice cream untuk satu minggu. itu hukuman mu araseo." Jimin pun menganggukkan kepalanya pelan tangisnya juga mulai mereda.

"Ne, tak apa hyung yang penting hyung sudah tidak marah lagi."

"Sudah cukup menangis nya katanya bukan anak kecil lagi tapi masih seperti ini! Eoh.. Lihatlah kau jelek kalau menangis." Ledeknya pada jimin karena melihat mata dan hidung jimin memerah akibat menangis, seketika jimin tersenyum malu sambil menyembunyikan wajahnya didada hyungnya

Setelah merasa semua sudah baik-baik saja, jimin pun pamit ke kamarnya untuk membersihkan badannya dan berganti pakaian.

•••

Di tempat lain, pria tinggi bertubuh kekar itu memasuki sebuah basement. Didalamnya sudah ada beberapa pria lain yang sudah menunggunya.

"Yakk!! Jeon jungkook!! Lama sekali kau. kami sudah disini satu jam yang lalu dan kau baru datang?! aishh.." salah satu pria tampan brtubuh lebih tinggi darinya menegur pria yang baru datang.

"Sudahlah jin hyung yang penting dia sudah datang." Sahut pria yang ada disebelahnya sambil memainkan ponselnya.

"Tidak bisa begitu hoseok-ah seharus.."

"Sudahlah hyung, Yang penting kita sudah berkumpul." Ucap pria tampan berlesung pipi dihadapannya.

"Ishh..kau ini Namjoon."

"Oke, Maaf tadi aku terlambat karena bertemu seorang malaikat dulu diperjalanan tadi."Ucap jungkook yang kini sudah duduk bersama para sahabatnya sambil menatap langit-langit ruangan itu untuk mengingat kejadian tadi.

"Apa kau akan mati malaikat sudah mendatangimu?!" Sahut pria berkulit pucat yang sedang menyamankan tubuhnya disofa panjang yang berada disudut kanan mereka.

"Mulutmu hyung. Aku tak ingin mati sebelum mendapatkan malaikatku itu." Mendengar itu sang pria pucat hanya menggendikan bahunya acuh.

"Wanita mana lagi yang akan kau permainkan hah!!" Ucap jin yang bosan dengan ke playboyan seorang Jeon jungkook.

"Bukan wanita hyung tapi seorang pria."

"MWO!! p-pria?" Mereka yang mendengar penuturan jungkook di buat terkejut mata mereka melebar. Kecuali pria pucat yang berada disofa tak merespon sama sekali.

"Uh..umm.." Gumam jungkook membenarkan.

"K-kau sekarang belok jungkook?" Tanya hoseok penasaran sambil menaikan sebelah alisnya.

"Tidak! Tapi entah mengapa saat bertemu tadi jantungku berdebar dan rasa ingin memiliki itu timbul. Rasanya aku ingin menemui lagi."

"Eoh, jatuh cinta humm.." Goda jin sambil menaik turunkan alisnya.

"Siapa pria itu kook..?" Tanya namjoon penasaran.

"Entahlah hyung kami belum sempat berkenalan karena kami terlibat insiden saat itu.." Jungkook pun murung saat mengingat kejadian tadi.

"Memangnya apa yang terjadi?" Jin pun ikut penasaran saat melihat wajah murung jungkook.

"Tadi saat aku sedang di supermarket. aku tak sengaja menabraknya dan dia terjatuh sebelum sempat aku menolongnya, aku malah terpaku melihatnya karena wajahnya itu hyung sangat cantik dan imut untuk ukuran seorang pria."

"Benarkah? mana ada pria cantik seperti katamu." Ucap jin tak percaya sambil menautkan alisnya.

"Beneran ada hyung, kalau kau tak percaya aku akan membawanya kehadapanmu." Ujar jungkook menampilkan seringai tipis di bibirnya.

•••

Jimin selesai membersihkan diri kemudian turun ke ruang tengah untuk bersantai. Menyalakan tv dan tak lupa membawa makanan ringan untuk teman bersantainya.

Waktu menunjukan pukul 6.45 malam. tepat saat itu pintu utama terbuka. jimin yang sedang bersantai menoleh kearah pintu dan terlihat Jaehyun dan appanya baru saja tiba.

"Selamat malam appa.. Jae-hyung!!" Jimin bangun dari sofa untuk menyambut sang ayah dan hyungnya yang baru pulang dari bekerja.

"Selamat malam juga jim..!!" Sahut jaehyun sambil memeluk dan mengecup kening adiknya. Setelahnya berlalu kekamarnya untuk membersihkan diri.

"Selamat malam jiminie!!" Ucap Donghae pada jimin sambil duduk merebahkan punggungnya pada sandaran sofa.

" Eoh.. Appa lelah?" Tanya jimin yang menghampiri sang ayah kemudian perlahan meletakkan kedua tangan mungilnya di bahu tuan park untuk memijatnya.

"Iya nak, tadi sangat sibuk dikantor."

Tuan park sangat menikmati pijatan dari jimin sambil mengedarkan pandangannya mencari putranya yang lain karena saat pulang tak mendapatinya di ruangan itu Karena biasanya dia ikut menyambut kedatangannya bersama jimin.

"Aku tak melihat kyuhyun, dimana dia jim..?"

"Hyung ada dikamarnya appa. Dari tadi belum turun juga. Mungkin tertidur."

"Ya sudah, Apa kau sudah makan malam jim?"

"Belum appa, aku menunggu kalian pulang dulu supaya bisa makan sama-sama." Ucap jimin sambil tersenyum.

"Kalau begitu appa akan kekamar dulu nanti kita akan makan sama-sama."

"Ne appa.." Ucap jimin sambil tersenyum lebar.

Setelah sang ayah pergi kekamarnya, jimin melanjutkan bersantainya sambil menonton tv.

𝙏𝙞𝙣𝙜 𝙩𝙤𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙩𝙤𝙣𝙜

Saat asyik menonton jimin mendengar bel pintu rumahmya berbunyi. Jimin pun bangun dari sofa melangkah kearah pintu dan membukanya. Saat pintu terbuka seorang pria yang ia kenal itu tersenyum padanya "Malam jiminie!!" Ucap seseorang di depan pintu.

"E-eoh lee teuk hyung?!" Jimin terkejut dengan kedatangan kekasih hyungnya. Lee teuk tersenyum gemas melihat jimin yang terkejut karena kedatangannya.

"Masuklah hyung!!" Jimin mempersilahkan lee teuk masuk dan mempersilahkan duduk.

"Silahkan duduk hyung, mau minum apa?"

"Tak perlu jiminie, aku hanya ingin menjemput kyuhyun. Apakah dia ada?"

"Ah.. ne, Tunggu sebentar akan ku panggilkan." Jimin pun meninggalkan lee teuk dan berjalan naik ke lantai atas menuju kamar kyuhyun.

Sesampainya didepan pintu kamar ke tiga berwarna putih milik hyungnya dia pun mengetuk pintu tersebut

𝙏𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠

"Hyung.. Hyunie hyung.."

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

pintu kamar itu akhirnya terbuka menampilkan sosok hyungnya yang sedang menguap dan rambutnya yang acak-acakan sepertinya Hyung nya baru terbangun dari tidurnya.

"Hum? Ada apa jiminie? hyung sedang tidur tadi.. Hoaamm.." Kyuhyun terlihat masih mengantuk terlihat dari matanya yang masih susah terbuka dan menyandarkan tubuhnya ke pintu kamarnya.

"Ada lee teuk hyung dibawah. Turunlah hyung.."

"Oh.. ne. MWO??!! lee teuk hyung sudah disini?" Kyuhyun tampak terkejut kedua matanya seketika terbuka lebar seakan rasa kantuknya hilang seketika.

"Ne hyung.. jangan bilang hyung ada janji dan melupakannya?!" Sarkas jimin dengan menautkan alisnya. Kyuhyun pun memukul dahinya kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya kekamar mandi untuk bersiap.

Jimin hanya menggelengkan kepala melihat tingkah hyungnya. Setelah itu jimin menutup kembali pintu kamar hyungnya dan melanjutkan langkahnya kearah tangga untuk kembali turun menemui kekasih hyungnya. Sebelum sempat menutup pintu Kamar itu terdengar suara teriakan dari dalam kamar mandi.

"Jimin-ah.. tolong bilang padanya untuk menunggu lima menit aku akan segera turun."

"Ishh.. Kau ini hyung. Ya baiklah!"

Jimin pun akhirnya turun dan melihat appa dan hyungnya jaehyun sudah bersama lee teuk diruangan itu. Jimin pun berjalan mendekati mereka.

"Lima menit lagi hyunie hyung akan turun tunggulah hyung." Ucap jimin sambil tersenyum.

"Ah.. ne jim terima kasih."

Mereka pun mengobrol santai karena sebenernya lee teuk sudah sangat dekat dengan keluarganya. apalagi orang tua lee teuk adalah rekan bisnis appa jimin. Lima menit berlalu terlihat kyuhyun turun dari tangga dan melangkah ke ruang tengah.

"Mianhe membuatmu menunggu hyung.."

Lee teuk tampak kagum pada penampilan kekasihnya yang mengenakan kaos warna putih dengan cardigan biru mudanya dan celana bahan warna putih juga sepatu sneakers putihnya terlihat manis dimata lee teuk.

"Kalian sudah akan pergi?" Tanya tuan Park pada kyuhyun dan lee teuk.

"Ne appa park aku akan mengajak kyuhyun makan malam di luar." Ucap lee teuk pada donghae seraya meminta ijin.

"Pergi lah.. Hati-hati di jalan ne!"

"Ne appa, Kami pergi." Lee teuk pun membungkuk hormat pada donghae dan kemudian menggandeng tangan kyuhyun menariknya lembut dan segera keluar dari rumah.

Sekarang tinggalah mereka bertiga diruang tengah. sambil menunggu para pelayan yang menyiapkan makan malam, ayah dan anak itu bersantai dan menonton tv diruangan itu.

"Tuan besar tuan muda makan malam sudah siap!" Panggil salah satu pelayan dirumah itu.

"Ne, kang ahjushi terima kasih." Sahut donghae pada pelayannya.

Mereka pun bangkit dari sofa dan berjalan ke arah meja makan dimana makanan disiapkan.

Donghae pun duduk dikursi ujung jimin disisi kanan appanya yang berhadapan dengan jaehyun yang di sebelah kiri appanya.

Mereka memulai makan malamnya dengan tenang sesekali donghae dan jaehyun berbicara masalah bisnisnya.

Jimin hanya diam di sana sambil mengaduk makanan yang sudah berada  di piringnya tanpa berniat menyuapkan makanan itu ke mulutnya. Jimin masih teringat pada kejadian tadi sore dimana dia bertemu dengan namja brengsek itu.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙣

𝘽𝙍𝙐𝙆..

"AWW!!" Jimin meringis sakit mengusapkan tangannya pada pantatnya

Dia pun mendongakkan kepala menatap pria tampan bertubuh tinggi dan kekar yang memakai kaos hitam poloa dwngan jaket kulit hitamnya dwngam baqahan celana yang berhias robekan pada lututnya.

"Hey!! Apa kau buta tak bisa melihat kalan didepanmu..?" Tambah jimin ketus dengan wajah memerah akibat amarahnya yang menggebu dan menahan sakit dipantatnya.

Jimin pun beranjak berdiri dan menatap tajam pada pria didepannya.

Namun bagi pria itu malah terlihat sangat menggemaskan.

"Hey noona cantik, jangan suka marah nanti kecantikanmu ini akan hilang.."  Ucap pria itu sambil mengusap pipi halus jimin dan jimin menepis kasar tangan itu.

"YAKK!! Siapa yang kau panggil noona?!! Apa kau benar-benar buta hah!! Aku ini namja bukan yeoja bodoh!" Bentak jimin karena tak terima dianggap seorang yeoja.

"Ouh.. Benarkah?! Aku tak percaya."

Ucap pria itu dengan nada mengejeknya.

"Sialan!"

Flashback off

"jim.."

"Jimin.."

"Jimin-ah.."

"E-eoh.. Ne hyung.."

"Kau melamunkan apa sayang? Dari tadi hyungmu memanggil kau tak juga menjawab." Ucap appanya sambil mengusap punggung jimin.

"T-tidak appa, aku tak apa-apa." Ucap jimin sambil tersenyum.

"Kau yakin tak apa saeng??" Tanya jaehyun merasa aneh akan tingkah jimin.

"Ne hyung aku tak apa."

"Baiklah lanjutkan makanmu appa sudah selesai dan akan keruang kerja untuk memeriksa beberapa berkas." Ucap donghae pada jimin sambil mengusap kepala jimin.

"Ne appa.." Jawab jimin.

Donghae pun pergi dari ruang makan menuju ruang kerjanya.

"Jim, kau memikirkan sesuatu?" Tanya jaehyun yang masih bersama jimin. Wajahnya terlihat khawatir.

"Astaga hyung, aku tak apa jangan khawatir ne."

"Oke, baiklah. Kalau ada apa-apa katakan saja ne. jangan buat hyung khawatir. Baiklah hyung ke kamar dulu ne cepat habiskan makananmu dan segeralah beristirahat." Pamit jaehyun setelah mencium kening adiknya.

"Ne hyung." Jawab jimin sambil tersenyum.

•••

Gemerlap lampu yang berkedip pada sebuah klub malam di kawasan gangnam menambah kemeriahan suasana di dalam sebuah klub malam.

Hentakan alunan musik menggema dengan keras.

Tampak pemuda tampan bersama ke empat sahabatnya duduk di sofa paling ujung yang disediakan klub itu sedang menikmati minumannya.

"Hey kook, bagaimana kekasihmu itu apa kau masih bersamanya?" Tanya salah seorang temannya berlesung pipi.

"Hmm? Sudah ku buang semua hyung, bosan." Jawab jungkook seraya menyesap segelas red wine dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru tempat itu.

"Yang benar saja kau ini, sudah wanita ke berapa yang sudah kau permainkan dan kau tiduri?" Ucap jin tak percaya akan prilaku jungkook yang masih tetap sama.

"Hey, bagaimana dengan priamu itu? Siapa namanya?" Tanya hoseok yang baru kembali dari toilet.

"Namanya siapa ya? Hum.. Yadi aku sempat mendengar sekilas nama pria itu saat seseorang datang menghampiri kami tadi. Siapa ya tadi.. Min..min .. Min siapa sih tadi ya tuhan." Jungkook menarik rambutnya frustasi karena mencoba mengingat nama namja cantik tadi.

"Bilang saja tak tahu kook. Tak per....

"Jimin! Ya.. Ya.. Aku ingat namanya Jimin." Teriaknya girang karena dapat mengingatnya.

"Yak!! Kau mengagetkanku gila!!" Hoseok terkejut bukan karena teriakan dari jungkook tapi karena tepukan keras pada bahunya.

"Jimin? sepertinya aku merasa familiar dengan nama itu." Ucap namjoon sambil mencoba mengingat.

"Benarkah? Apa hyung kenal?" Jungkook sangat antusias mendengarnya.

"Entahlah aku lupa." Ucap namjoon sambil menggedikan bahunya. Jungkook jadi merengut sebal karena ucapan namjoon.

Suasana klub semakin ramai dan orang-orang pun terlihat mabuk. Jungkook dan para sahabatnya beralih turun untuk menari dan sesekali kembali ke mejanya untuk menikmati munumannya. Mereka pun menghabiskan malam panjangnya di dalam klub itu.

𝙏𝙗𝙘

Bab berikutnya