"Tentu saja Zam..., kami tidak akan pernah melupakan kalian semua." Ayya dan Rafi kembali tersenyum, mereka kemudian mengingat saat pertama kali kedua sahabatnya ini akhirnya beergabung dengan cafe milik Ayah Danial, bahkan Ayya juga ingat kalau Azzam adalah orang yang mengambil keuntungan paling banyak dari ketenaran mereka saat itu.
"Bukankah saat itu kamu yang mengambil keuntungan dari kami...? kamu menjual tanda tangan kami kan...?" Ayya kemudian mengingat saat-saat itu, saat keesokan harinya mereka tiba-tiba terkenal.
Flashback on
"Kak ayya..., ayo kita masuk, itu Nashwa sudah memanggil kita." Ahfaz melihat Nashwa melambaikan tangannya kearah Ayya dan Ahfaz. Ayya dan Ahfaz pun segera menghampiri Nashwa yang tidak sabar menunggu kedua kakak beradik itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com