Entah kenapa, ia tiba-tiba merasa jika...
Apa sebaiknya ia memilih untuk kembali bersama Hana dan membuang pertemanan yang terlihat seperti sampah dari sudut pandangnya ini? Ayolah, ia sudah berusaha untuk bersikap baik dan apa adanya. Tapi, apa hal itu tidak lah cukup?
Kalau usahanya sia-sia, pasti secara tersirat takdir tidak mengizinkan dirinya untuk menginjak fase baru yang ia rasakan dalan hidupnya.
Karena tidak di anggap keberadaannya, seketika membuat rasa terkesan lenyap seketika.
"Kenapa? Kamu belum sarapan? Kok lemas?" tanya Orlin sambil menaikkan kedua alisnya sambil menatap ke arah Allea yang tampak tertunduk lesu ke arah laptop yang berada di hadapan dia.
Allea yang mendengar pertanyaan singkat yang berbondong itu pun langsung kembali mengangkat wajahnya, ia menggelengkan kepalanya. "Belum, sebaiknya aku pergi ke toilet untuk mencuci muka." ucapnya sambil tersenyum kecil.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com