Paginya Kay langsung pergi berbelanja bersama Kiran ke sebuah supermarket. Dia ingin membelikan semua keperluan Kiran. Dari susu ibu hamil, makanan sehat dan hal lain yang Kiran inginkan. Hanya waktu ini yang bisa dia gunakan karena siang nanti keluarganya akan datang ke apartemennya. Mata sembab Kay dia tutupi dengan kacamata. Sedaritadi tadi pun Kay tak henti menggandeng tangan istrinya sambil mendorong troli.
"Kenapa kamu ga bilang dari awal sih sayang?ini dedenya udah 2 bulan aja.." Kay membawa tangan Kiran ke arah bibirnya. Mengecupnya disana.
"Karena aku bingung harus ngasih kado apa jadi aku keep dulu."
"Kapan Ayah sama bunda kita kasih tahu?"
"Mereka udah tahu.."
"Tahu?"
"Waktu mereka kesini, aku kasih tahu.. Makannya kita ke dokter bareng buat mastiin."
"Jadi kalian udah komplotan ya? jangan-jangan Daddy sama mommy kamu udah kasih tahu lagi."
"Kalo itu belum."
"Aku kasih tahu hari ini boleh sayang?"
"Boleh dong..."
"Pokoknya kali ini. Kita lakuin yang bener. Kamu ga boleh cape, aku bakalan cari pembantu.."
"Aku ga mau.."
"Kok ga mau?nanti kamu cape.."
"Aku kan ga ngapain-ngapain. Makan kadang nunggu kamu. Aku cuman beres-beres.."
"Ya justru karena kamu beres-beres makannya mulai sekarang jangan lakuin itu. Aku juga pingin ada yang nemenin kamu.."
"Aku ga mau yang...."
"Ayo dong, masa kaya gini aja ribut?apa salahnya sih?"
"Ya emang ga salah tapikan kamu juga kuliah ga 8 jam atau bahkan 24 jam."
"Kalo ada apa-apa gimana?ga ada yang nemenin sayang.."
"Pasang CCTV aja ya, jadi dari kampus pun kamu tahu aku lagi ngapain."
"Oke. Kamar kita pindah ke bawah ya supaya kamu ga naik turun."
"Oke.." Kiran tak berdebat lagi soal ini.
"Untuk sementara kita ga akan pulang dulu ya. Terlalu rawan naik pesawat sayang..."
"Iya ayah siaga.." Kiran mencubit hidung Kay.
"Sayang mau beli apa lagi?"
"Udah cukup kok.."
"Susunya bener yang ini?ga ada alergi atau apakan?"
"Engga ayah....." Goda Kiran terus menerus membuat Kay senang.
"Ya udah kita bayar terus pulang keburu mereka datang." Kay mendorong trolinya lagi menuju meja kasir. Dia sudah tak sabar mengumumkan berita bahagia ini. Kay...sangat...sangat...sangat bahagia hari ini. Seme tara itu di lain tempat sebelum pergi, Tiara menyempatkan diri mengetuk pintu kamar Jay. Tiara tahu dia tak mungkin membawakan kue karena jelas orang tuanya pasti akan membawakan hal itu.
"Happy birthday to you..." Tiara dengan senyuman manisnya. Jay jelas sudah berdandan Rapi. Matanya berbinar sambil memandang sebuah kado warna merah muda dengan lambang hati yang disodorkan Tiara.
"Makasih..." Jay mengambilnya dan menarik tangan Tiara masuk ke dalam.
"Aku ga bawa kue, maaf..."
"Aku ga suka kue, aku lebih suka kamu.." Ucap Jay mengeluarkan gombalannya.
"Happy birthday, semoga Abang semakin bahagia, panjang umur, sehat, apapun yang menjadi keinginan Abang tahun ini terwujud.."
"Amin. Jadi ayo kita buka kadonya." Jay menuntun Tiara kearah sofanya. Jay membuka kado itu dan disana ada sebuah buku yang berjudul The Four Agreements karangan Don Miguel Ruiz. Pada dasarnya buku ini adalah tentang empat janji yang harus dilakukan agar lebih bahagia menjalani hidup. Kita bisa menciptakan surga dan kebahagian kita sendiri dan Tiara ingin Jay menciptakan itu dan berhenti dari semua kecemasan dan ketakutannya.
"Aku pingin Abang baca buku ini. 4 janji ini Abang coba pelajari mungkin bisa bikin Abang lebih bahagia." Tiara sedikit menjelaskan maksudnya. Jay hanya tersenyum. Dia tertarik dengan 4 janji itu.
"Aku bakalan baca." Jay lalu menarik dirinya sendiri untuk mendekat pada Tiara. Memberinya sebuah kecupan kecil dibibirnya. Tiara membalasnya dengan senyuman. Sejujurnya dia masih kepikiran tentang perasaanya pada Jay tapi hari ini adalah hari ulang tahunya tak mungkin dia mengacaukannya.
"Apa boleh aku cium lebih lama?" Jay malu-malu. Dia bahkan menundukkan wajahnya.
"Abang selalu nanya gitu deh..."
"Aku takut kamu ga suka, waktu aku kasih cupang kamu ga suka."
"Bukan ga suka..tapi ga boleh dulu bang..."
"Aku udah ga sabar nikah sama kamu." Jay Tah henti menggenggam erat tangan Tiara. Wanitanya itu hanya tersenyum.
***
Kini keluarga Seazon sudah berkumpul dan benar saja Kenan dan Jesica sudah membawakan 2 kue ulang tahun untuk anak kembarnya. Kay dan Jay kini berdiri memandangi kue itu. Ini benar-benar sungguh kekanak-kanakan. Kay sampai menggelengkan kepalanya. Kenan dan Jesica masih saja melakukan perayaan seperti ini. Kris beryanyi riang seolah itu adalah perayaan untuknya. Kay yang gemas menggendong adiknya itu. Kini mereka bertiga meniup lilin. Kenan segera mengabadikan moment berharga itu. Moment dimana ketiga jagoannya itu bersama.
"Kris tiup Kris..." Kay mengarahkan badan Kris kearah lilinnya.
"Yeeeeee...ye...." Kris bertepuk tangan sendiri dengan keras.
"Kris sini sama Daddy..." Kenan meraih anaknya.
"Kris bilang apa sama Abang?" Jesica membuat Kris berpikir.
"Abang Kay, Abang Jay selamat ulang tahun.." Ucap Kris dengan suara imutnya.
"Kasih cium Abang.." Kini giliran Kenan mengarahkan badan Kris ke arah pipi Kay dan Jay bergantian.
"Klis juga ulang tahun mom.."
"Pinginnya, nantilah.." Ara menimpal.
"Happy Birthday jagoan Daddy." Kenan memeluk secara bergantian anak-anaknya itu. Diikuti Jesica setelahnya. Kay yang selalu protes saat Jesica menciumnya kini membalas ciuman itu.
"Makasih mommy, I love you..." Kay tak malu lagi bersikap mesra pada ibunya.
"Ada angin apa kamu begitu?biasanya juga ga mau."
"Protes...aja.." Kay mulai lagi berdebat dengan Ara sementara Jesica mendekap Jay. Anak itu jelas menyambut hangat pelukan ibunya dan tak malu jika Jesica meninggalkan cap bibir di pipinya. Dariel menyusul setelah Jesica. Dia mengucapakan selamat ulang tahun dengan Ravin dalam gendongannya.
"Happy birthday duo aneh..." Ara memeluk kedua adiknya itu.
"Udah gede berhenti ngerengek..." Ara berpesan pada Jay.
"Aku ga ngerengek, kakak tuh yang masih manja.."
"Dikasih tahu malah ngebales..." Ara protes dengan ucapan Jay.
"Makasih kakak udah datang.." Bisik Kay ditelinganya. Jelas bukan perkara mudah membawa Triplets ke Australia.
"Kado kakak udah ya." Ara dengan lembut lalu mencium pipi keduanya secara bergantian.
"Kakak belum ngasih kado buat aku.." Protes Jay yang merasa belum menerima apa-apa.
"Iya ada, anak mommy..." Ara meledek lagi. Kenan yang melihat itu jadi teringat masa-masa merek bertiga dirumah. Mereka pasti selalu berdebat jika mengobrol. Setelah Ara barulah Kiran menghampiri duo kembarnya.
"Makasih kadonya.." Kay mendekap Kiran sebentar lalu mengecupnya bibirnya tanpa malu. Jay yang melihatnya jadi iri.
"Happy birthday Jay, Wish you all the best.."
"Makasih Ran.." Jay memeluk kakak iparnya sebentar. Terakhir adalah ucapan dari Tiara.
"Happy birthday Abang Kay.."
"Makasih Tiara, Welcome to Seazon family." Ucap Kay mengingat sebentar lagi kembarannya itu akan menikah. Kini Tiara ada dihadapan Jay, pria itu terdiam sejenak.
"Dad..aku boleh ga cium Tiara kaya Kay sama Kiran tadi?" Jay dengan polos. Wanitanya itu dibuat malu kali ini. Ara menggeleng-gelengkan kepalanya seakan tak habis pikir dengan pertanyaan Jay.
"Sabar bang...3 bulan lagi.." Kenan malah menggodanya. Tiara sedikit mencubit lengan Jay. Dia terlalu malu kini untuk melihat kearah calon mertuanya itu.
***To Be Continue
Seperti biasa weekend ini aku usahain up lagi nanti.
Selamat berlibur dimusim dingin.
Don't forget leave comment and vote ya