Suara Kris tertawa terdengar saat sang ayah menggelitik perutnya. Dia masih nyaman berbaring di kasur dengan piyamanya sementara sang ibu Jesica sedang bersandar santai dengan masih menggunakan kimono handuk dan rambut yang basah. salah satu kakinya dia tekuk keatas untuk menompang majalah yang sedang ia baca.
"Daddy...daddy..." Kris menghentikan kepala ayahnya yang terus mencoba membuat gelitikan dengan kumis dan jenggotnya.
"Hari ini kita anter kakak Ara.."
"Beli mainan?"
"Terus aja beli mainan.."
"Beli mainan dad.." Kris meminta.
"Udah banyak Kris.."
"Semuanya udah jelek."
"Jelek?masih bagus juga."
"Kris mandi sama Daddy sana.." Jesica menyuruh membuat keduanya melihat kearahnya.
"Sama mommy..."
"Sama Daddy aja kan sama-sama belum mandi."
"Mommy-nya lagi sibuk belanja." sindir Kenan membuat Jesica menatapnya sejenak sebelum kembali membuka halaman demi halaman majalahnya.
"Kalian bangunnya lama."
"Klis mau main..." Anaknya kini turun lalu berlari-lari disekitar kamar mereka dan mencari robot disebuah kotak disamping sofa.
"Udah wangi aja.." Kenan menciumi kaki jenjang polos Jesica dari bawah sampai ke atas.
"Mas...ada Kris."
"Ga liat anaknya juga."
"Mandi sana cepet nanti telat, ajakin anaknya."
"Iya-iya.." Kenan segera turun dari ranjangnya.
"Kris ayo mandi sama Daddy..."
"Ga mau..."
"Nanti main gelembung sama Daddy."
"Ga mau..."
"Kris ga mandi berarti ga usah ikut sama mommy sama Daddy. Diem dirumah sendiri." Tegur Jesica.
"Ga mau mom, Klis ga mau sendili.."
"Ya udah mandi sama Daddy, sama aja kok .." Jesica membujuk. Akhirnya Kris meletakkan mainannya dan menghampiri Jesica.
"Iya Klis mandi..."
"Sini..." Jesica menarik anaknya dan mulai membuka kancing baju anaknya.
"Mandi yang bersih ya. Bau asem gini.." Ucap Jesica setelah berhasil menelanjangi anaknya. Kris langsung berjalan masuk kedalam kamar mandi diikuti Kenan dibelakangnya. Kini Kenan menyalakan shower air panasnya dan membantu Kris mandi. Dia menggosokkan semua badan anaknya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Diraihnya shampo dan dia mulai membersihkan rambut anaknya sementara anaknya diperintahkan untuk menggosok gigi. Kris menurut. Dia tak banyak berkomentar kali ini.
"Gosok gigi itu, bulat-bulat sayang. Dari ujung sini dulu nanti ke tengah, ke ujung lagi..." Kenan menunjukkan caranya padahal dia sudah sering memberitahu tapi tetap saja Kris menggosok asal.
"Daddy, kenapa jari Daddy kecil?" Tanya Kris saat ayahnya mulai memakaikan sabun mandi.
"Karena jari Daddy ga bisa tumbuh lagi.."
"Daddy bohong, Daddy suka bohong sama klis." Kris kini mengeluarkan sikat giginya dari mulut lalu Kenan membantunya membersihkan busa putihnya.
"Kok bohong?"
"Ada orang gede pake baju item, potong tangan Daddy." Perkataan Kris membuat Kenan terkejut. Dia rupanya masih ingat dengan kejadian beberapa tahun lalu. Kenan pikir Kris yang pada saat itu masih kecil tak akan mengingat moment menyeramkan itu.
"Lupain Kris. Daddy ga papa."
"Dalah banyak dad.."
"Tapi sekarang ga ada." Kenan terus berusaha fokus memandikan anaknya.
"Mommy nangis.." Kris terus menceritakan sesuatunya dengan detail membuat Kenan sedikit khawatir.
"Iya, mommy sedih kalo ada yang nyakiti Kakak, Abang sama Kris.."
"Sedih liat Daddy beldalah.."
"Ini bukti sayang Daddy ke Kris jadi Kris ga boleh nakal." Kenan membilas bersih badan putranya. Kris hanya diam namun tidak lama dia memeluk ayahnya yang masih tertunduk membersihkan kaki-kaki Kris.
"Klis juga sayang Daddy." Ucap Kris dengan polosnya. badannya yang basah membuat membuat kaos yang dikenakan Kenan ikut basah. Aroma sabun khas anak kecil pun kini tercium di area hidung Kenan.
"Ehm...gemes Daddy.." Kenan langsung menggendong anaknya dan mencari handuk.
"Nanti Daddy beliin mainan." Tambah Kenan sambil menyelimuti Kris dengan handuk kecilnya sementara Kris mulai melilitkan tangannya di leher sang ayah.
"Ga usah diinget, itu cuman mimpi."
"Mimpi?"
"Iya mimpi kalo Kris tidur. Sekarang Kris pake baju sana sama mommy, Daddy mandi dulu."
"Ga mau..." Kris kini memalingkan wajahnya kebelakang.
"Kenapa ga mau?dingin loh." Jesica heran.
"Pingin sama Daddy."
"Tadi mandi pingin sama mommy sekarang ngerengek sama Daddy."
"Ya udah ayo pake baju nanti masuk angin.." Kenan menurunkan anaknya lalu membantu Kris memakaikan bajunya.
****
Kenan tersenyum kecil saat melihat hasil USG milik Ara begitupun sang anak yang terus memeganginya. Kandungannya tidak ada masalah tetapi bukan berarti Ara bisa melonggarkan kebiasaan hidup sehatnya. Dia tetap harus berhati-hati.
"Daddy, mommy..." Sapa Dariel yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Sehat Riel?"
"Alhamdulillah udah sehat mom.." Dariel sambil duduk.
"Nanti mommy sama Daddy ke Australia dulu bentar, katanya Ran mau lahiran disana. Palingan 3 hari udah itu kita pulang nungguin kakak.."
"Iya ga papa kok mom kalau mau lama disana nanti mommy cape bulak-balik.."
"Kalau engga nanti Daddy yang disini, mommy sama Kris sama Jay ke Australi lagian disana ada Arbi juga katanya."
"Ga papa Daddy, ada Dariel kok..."
"Daddy pingin liat dong kak, nemenin kakak lahiran."
"Iya Daddy...." Ara gemas sendiri dengan perlakuan ayahnya.
"Lusa mommy ke Jogja ya liat Jay.."
"Naik pesawat mom?"
"Engga, kita cobain pake kereta api.."
"Yeee...." Kris senang.
"Seneng....seneneng..mau pergi..." Ledek Ara.
"Kayanya Krisan seneng traveling, Daddy sama mommy yang capenya.." Kenan hanya bisa memperhatikan tingkah laku anaknya.
"Mainan Klis mana kak?"
"Ada di mobil..."
"Nanti dibukanya dirumah.." Kenan tak mengijinkan Kris membawa mainannya.
"Kakak mulai cuti kerja kapan?"
"Nanti aja 2 Minggu sebelum lahiran dad."
"Sebulan sebelum aja kak, kalo perlu tiga bulan.."
"Engga ah, kerjaan aku banyak.."
"Inget anaknya kak, ga boleh egois gitu."
"Aku ga enak sama Ethan mom.."
"Ethan pasti ngerti nanti Daddy yang bilang."
"Jangan dad..."
"Kenapa jangan?"
"Ya ga papa."
"Kak...ga papa sayang. SC punya kita semua, ga harus kakak terus yang kerja.."
"Aku cuman..."
"Nanti Daddy suruh Jay masuk.." Kenan seolah tahu yang dipikiran Ara. Tentu saja dia tahu rupanya waktu itu Dariel tak sengaja bercerita tentang kekhawatiran Ara tentang pekerjaannya.
"Jay kan ga mau dad.."
"Nanti Daddy kasih pengertian.."
"Bukannya dia mau sekolah lagi?"
"Kayanya engga, sekolah itu bukan keinginan dia tapi keinginan Daddy. Daddy ga mau maksain Jay. Udah ya kakak ga usah khawatir. Kasian bayinya, Dariel juga pasti khawatir.."
"Makasih Daddy.."
"Soalnya kakak udah nyiapin 3 penerus nih, jadi Daddy harus inves waktu dulu.." Canda Kenan.
"Klis pingin makan.."
"Mau makan apa?" Jesica lupa jika ini sudah masuk jam makan siang.
"Pasti chicken.." Ara menebak.
"Klis pingin HokBen.."
"Ya udah pesen online aja ya, kakak pesenin. Daddy sama mommy mau makan apa?" Dariel segera mengeluarkan Handphonenya.
"Kak Klis liat kak, Klis liat..." Kris segera menghampiri Dariel membuat Dariel segera menarik Kris kedalam pangkuannya.
"Samain aja pesen disitu."
"Nih Mas menunya.." Jesica memberikan handphonenya. Kenan mulai memilih begitupun Kris yang bingung mana makanan yang akan dia pesan karena dimatanya semua tampak lezat.
"Kamu mau sayang?" Tanya Dariel.
"Engga.."
"Makan dong, Abang pesenin aja ya.."
"Ya udah gimana Abang aja.."
"Tadi gimana hasilnya sayang?" Dariel penasaran. Dia sudah menahan pertanyaan ini daritadi.
"Nanti aja aku ceritanya.." Jawab Ara membuat Dariel semakin penasaran.
***To Be Continue