webnovel

Berita gembira

Ara dan Dariel terlambat hadir. Mereka datang saat acaranya sudah selesai namun keluarga Seazon terlihat masih disana bahkan beberapa dari mereka masih mengunyah makanan.

"Wih...gede gini Ra..." Bella sang Tante terkejut dengan perubahan fisik Ara.

"Iya padahal baru mau 4 bulan tante."

"Kejar-kejaran ya lahirannya sama Ran?"

"Iya, kayanya aku juga ga bisa ke Australia nanti.."

"Ga papa, kan ada mommy sama Daddy."

"Mereka mana Tan?"

"Ada tuh di dalem."

"Tante mau kemana?"

"Ini mau telepon dulu, didalem rame banget."

"Ya udah Ara sama Dariel masuk ya."

"Iya.. hati-hati..."

Bella dan Ara pun berpisah. Saat mereka tiba Kenan segera menghampiri putri kesayangannya begitu sang ibu. Mereka mencarikan tempat duduk untuk Ara. Sang kakek tak kalah senang saat cucunya itu akhirnya hamil juga apalagi mengetahui janin yang dikandungnya kembar juga.

"Ran..nih kakak ada hadiah.." Ara memberikan bingkisan.

"Makasih kak.."

"Iya sama-sama. Jadi...cowok atau cewek?atau dua-duanya?"

"Belum tahu kak, nunggu bapaknya dulu. Besok baru ke dokter.."

"Ih..penasaran..."

"Selamat kakak, maaf aku ga kesini waktu kakak operasi." Kay menghampiri kakaknya. Memeluknya sebentar membuat Kenan heran, tumben keduanya akur.

"Dasar bang toyib, tengokin tuh istri. Anteng mulu di Australi.." Ara mengomel namun anak itu hanya tertawa.

"Akhirnya kakak hamil juga. Aku seneng."

"Kakak pelutnya endut sama kaya kakak Lan."

"Kamu pipinya gendut." Ara menangkup pipi Kris yang gembul dengan kedua tangannya.

"Wah rame nih seru.." Arbi datang dari dapur sambil membawakan puding. Dariel segera menyalaminya sementara Ara cukup tersenyum dari jauh.

"Klis mau om.."

"Kris ga berhenti ngunyah nih.." Komen Jesica melihat anaknya yang sudah makan berkali-kali.

"Kris mau berapa?"

"Dua om, coklat sama stobeli."

"Ampun ya.." Kenan menarik anaknya saat menerima kedua pudingnya. Arbi kembali lagi menemui keluarganya yang lain yang juga berada dirumahnya namun berbeda ruangan.

"Abang mau makan?aku ambilin."

"Ga usah, Abang bisa ambil sendiri."

"Kemarin ke dokter gimana kak hasilnya?"

"Semuanya baik mom tapi..."

"Tapi kenapa?"

"Dokternya salah prediksi."

"Prediksi?kok bisa sih?dia ngelakuin salah apa?Daddy tuntut rumah sakitnya."

"Tenang Daddy, ga fatal kok. Kemarin tuh aku periksain lagi terus dia bilang ada 3 bayi diperut aku.." Ucapan Ara membuat semua orang terkejut kecuali Kris yang masih tenang menyedokkan pudingnya.

"Maksud kakak?" Jesica masih mencerna kata-kata anaknya.

"Mommy sama Daddy bakalan punya 5 cucu dari aku sama Ran.."

"Kakak hamil triplets?" Tanya Jesica tak percaya. Anaknya itu hanya mengangguk. Keluarga Seazon tentu menyambutnya dengan keriuhan membuat sang opa dan oma hampir terkena serangan jantung belum lagi Tante dan pamannya juga ikut kaget dengan kesalahan prediksi itu.

"Selamat ya Ken jadi kakek.." Canda Dikta.

"Wah...curang mainnya. Kok keroyokan ngasih cucunya.." Kenan senyum-senyum meskipun dalam hatinya dia sedikit terharu. Anaknya yang dulu selalu bersedih kini mendapatkan kebahagian tiada tara. Kenan tak akan lupa bagaiman dia kesulitan tidur jika melihat anaknya terlihat sedih. Kini dia mengambil secarik tisu dan mengusap pelan ke matanya.

"Liat, Daddy cengeng.." Kay yang memergoki itu segera meledek.

"Kelilipan.." Kenan membuat alibi.

"Daddy bohong.." Kris dengan dinginnya protes dengan alasan Kenan tadi.

"Apa sih anak kecil ini ikut-ikutan.."

"Klis Abang dad bukan anak kecil."

"Bukan Kris Mas..." Kenan meralat kata-katanya.

"Mas Klis.." Anak kecil itu senyum-senyum.

"4 Bulanan dirumah Daddy aja ya kak.."

"Ga bisa dad yang diundangkan tetangga aku masa jauh-jauh kerumah Daddy."

"Ran disini, kakak dirumah, masa ga ada yg mau dirumah Daddy?"

"Klis mau.."

"Ampun ya, Kris paling seneng goda-godain Daddy nih." Kenan mencubit pipi anaknya.

"Daddy lucu.."

"Masa?"

"Tapi lucuan Klis." Canda anaknya lagi membuat Kenan semakin gemas.

"Yah, mah, ini Jay mau tunangan sama Tiara."

"Tunangan?" Ara dan Kay terkejut.

"Mommy jangan bilang sama orang banyakan gini. Aku Malu..." Jay langsung bersembunyi dipundak ayahnya yang terdekat.

"Tiara?yang mana?kok opa belum tahu?."

"Ada anaknya temennya Sica yah.."

"Opa...itu cinta pertamanya Jay jadi ga bisa diganggu gugat." Kay memberi komentar.

"Udah gede cucu opa, mau nikah aja."

"Nikahnya nanti yah kalo Jay lulus S3, sekarang S2 hadiahnya pingin minta lamarin Tiara." Kenan menjelaskan lebih detail.

"Demen banget kuliah Jay.." Ucap Ara.

"Opa harus ketemu dulu nih, kok Jay ga ajakin main ke rumah opa?"

"Malu opa.."

"Kok malu?pacarnya pasti cantik."

"Tiara sekolahnya di Jogja yah.."

"Pantes ya Jay betah di Jogja.."

"Tuh Jay kapan-kapan ajak ketemu sama opa sama Oma.." Kay memberi saran.

"Iya nanti aku ajak kalo Tiara kesini opa.."

"Ga akan opa ganggu."

"Jangan. Jangan diganggu opa. Tiara baik.." Jay segera bereaksi membuat omanya tertawa kecil. Wajah Jay kini bersemu merah karena terlalu malu dengan perkataan orang tuanya.

***

Selesai acara semua keluarga Seazon pulang sementara orang yang ada di rumah Kiran tampak sibuk kembali membereskan semua perlengkapan apalagi Kay yang benar-benar gatal untuk tak merapikan yang berantakan. Kiran sampai dibuat senyum sendiri saat Kay membantu merapikan ruang tamunya karena sedikit ada perdebatan mengenai posisi kursi. Apa sudah tepat atau belum.

"Nih minum, capekan?" Kiran menyodorkan segelas air saat Kay duduk. Dia segera meneguknya.

"Kamu ga istirahat?"

"Belum ngantuk. Kamu engga? tadi siangkan ngeluh ngantuk."

"Udah hilang ngantuknya."

"Ayah mana?"

"Langsung ke kamar."

"Kayanya cape, ayah sibuk dari pagi."

"Kita harus siapin dua nama nih sayang.."

"Kamu udah kepikiran?"

"Sebenernya aku gimana kamu, maksud aku kali aja orang tua kamu pingin kasih nama tapi kalo bisa hurufnya dari K. Supaya keluarga kita K semua..." Kay sambil tersenyum senang.

"4 K dong.."

"Lucu kan? aku pasti bakalan tambahin nama aku sama nama keluarga aku.."

"Nama kamu?"

"Iya, biar keliatan anak akunya. aku cuman pingin ada Sabier Aderald Seazon.."

"Panjang bener itu udah nama tengah sama nama belakang loh, sisa nama depan doang.."

"Ya...makannya aku bilang terserah kamu sama keluarga kamu. Belum denger nama Kris ya?dia lebih panjang. Krisan Pamungkas Adelard Seazon.."

"Tapi nama adik kamu bagus loh.."

"Lagi dapet Ilham bagus kali waktu itu Daddy sama mommy."

"Ya udah nanti aku bilang ayah sama bunda.."

"Kamu pingin dipanggil apa?"

"Apa ya?kamu curang udah panggil ayah sendiri."

"Sebenernya aku pingin dipanggil papa tapi kalo liat Daddy kaya enak gitu panggil opa ayah."

"Udah papa aja.."

"Iya gimana ibu negara aja.." Kay tersenyum dan melihat kearah tv-nya lagi sementara Kiran dengan manja merangkul lengan Kay dan menyandarkan kepalanya di bahu Kay.

"Aku pingin gini setiap hari."

"Iya sabar sayang, kita beli rumah aja yuk. Kamu mau beli disekitaran sini juga ga papa."

"Nanti aja kalo kamu udah disini jadi rumahnya keisi."

"Aku sayang kamu, sayang sama anak-anak. Semoga ga ada orang lain ganggu kita."

"Kok ngomongnya gitu sih?" Kiran dengan nada heran.

**To Be Continue

Bab berikutnya