webnovel

Chapter 17 : Hidden City

"Ayo serang!"

"Pertarungan yang sangat bagus! Ayo teruskan!"

Dari sebercak cahaya di ujung lorong terdengar begitu banyak sorakan, tidak jelas kepada siapa sorakan itu ditujukan. Sasuke sendiri tidak terlihat kaget mendengar suara suara itu, bisa dibilang dirinya sudah tahu hal apa yang akan dilihatnya di ujung lorong itu, mengetahui fakta bahwa setelah dihadapkan oleh beberapa manusia peledak, dirinya sekarang dihadapkan dengan sebuah fakta yang sangat mengejutkan, bahwa pulau yang dia kira adalah tempat persembunyian, tiba tiba berubah menjadi sebuah kota yang sangat mewah, bahkan bisa dibilang sangat mewah, melihat dari penampilan penduduknya yang rata rata memakai pakaian yang biasa dipakai oleh golongan atas.

Tidak butuh waktu lama untuk otak cerdas Sasuke mencerna hal ini, hanya satu yang bisa dia simpulkan,

Kota ini sangat menjijikan dan membuang waktunya.

Mungkin bukan Sasuke saja yang berpikiran seperti itu, melihat wanita yang ada disampingnya juga memasang ekspresi jijik dan tidak suka, Ya Karin sangat tidak suka dengan suasana kota itu, mengingatkan tentang masa lalunya yang kelam sebagai keturunan clan Uzumaki murni terakhir, Karin sebenarnya sudah tidak asing dengan suasana seperti ini, dirinya tahu betul kota ini digunakan sebagai sebuah pasar gelap bagi orang orang kaya untuk melakukan perjudian, perdagangan manusia dan hal ilegal lainnya.

Sebagai keturunan terakhir clan Uzumaki, hidup Karin saat kecil cukup sulit, hidup tanpa orang tua, dijadikan budak oleh para orang kaya, hingga akhirnya dibeli oleh desa Kusagakure, namun tetap saja masih sebagai budak, sebelum akhirnya Orochimaru datang untuk membawanya, ya setidaknya dirinya hanya dijadikan kelinci percobaan, tidak lagi dijadikan seorang budak karena kemampuan spesialnya.

"Ada apa Karin?"

Mendengar suara baritone itu membuat Karin seketika tersadar, lantas menolehkan pandangannya kearah pemuda berambut hitam yang berjalan disampingnya, meski ekspresi Sasuke terlihat datar, tidak bisa ditampik bahwa ada rasa penasaran di dalam diri pemuda Uchiha itu, penasaran mengapa gadis disampingnya itu memasang ekspresi jijik dan tidak suka semenjak sampai di kota mewah ini.

"Tidak apa apa Sasuke, hanya teringat masa lalu.."

Cukup berat untuk Karin menceritakan semua hal tentang masa lalunya kepada orang lain, merasa mendapatkan simpati dari orang lain itu tidak terlalu membantunya, melihat fakta orang orang hanya bersimpati kepada dirinya karena kemampuan spesial tubuhnya.

"Hm"

Gumaman seperti biasanya, menandakan tidak ada lagi ketertarikan dari pemuda Uchiha itu, mendengar perkataan Karin barusan cukup untuk menghilangkan rasa penasaran dari dalam diri Sasuke, tidak butuh waktu lama untuk Sasuke menyadari makna tersirat dari perkataan itu, mengetahui persamaan nasib yang dimilikinya dengan gadis itu,

Sama sama keturunan murni terakhir, satunya keturunan terakhir klan Uchiha, satunya lagi keturunan terakhir klan Uzumaki.

"Jika kau tidak suka, kita bisa pergi dari sini"

Sebenarnya ada sedikit penyesalan setelah Sasuke mengatakan hal itu, tapi apa boleh buat, dirinya merasa simpati kepada gadis disampingnya, sangat mengerti dengan apa yang dirasakan gadis disampingnya itu, melihat fakta dirinya juga merasakan hal yang sama.

Karin sangat terkejut mendengar hal itu, membuat semburat merah muncul di kedua pipinya, entah apa yang dirasakannya saat itu, tapi yang pasti dia merasa jantungnya berdegup begitu kencang, membuatnya mengalihkan pandangannya dari sang pemuda, mencoba menutupi wajahnya yang merah padam, terutama dari pemuda yang sedari tadi berjalan dibelakangnya, siapa lagi kalau bukan Suigetsu, sudah dipastikan pemuda itu akan menggodanya lagi jika melihat ekspresi Karin yang seperti itu.

"Tidak apa apa Sasuke kun, kau tidak perlu mengkhawatirkanku kok!"

Karin berusaha setenang mungkin mengucapkan hal itu, untungnya itu berhasil dia lakukan, tidak terdengar godaan dari Suigetsu, membuatnya bisa sedikit bernafas lega untuk sekarang.

"Hm"

Sekilas terlihat senyum kecil diwajah Sasuke, namun tidak ada yang menyadarinya, termasuk Karin, karena gadis itu masih sibuk untuk tetap menjaga imagenya di depan Sasuke,

Dan juga Suigetsu tentunya.

Sasuke sendiri sekarang sudah tidak terlalu memikirkan tentang gadis disampingnya, fokusnya sekarang tertuju kepada dua sosok yang berjalan di depannya, satunya bernama Nowaki, dan satunya lagi bernama Chino.

Jika dilihat dari perawakan, mereka seperti sepasang guru dan murid, tidak ada kemiripan diantara mereka, yang satu bertubuh gemuk dan berambut biru, dan yang satunya berambut pirang dengan tubuh anak perempuannya.

Ya itu jika dilihat dari fisiknya, sebelum akhirnya dugaan Sasuke dipatahkan setelah Nowaki membisikkan sesuatu kepada dirinya, mengenai umur Chino yang sebenarnya.

"Setua itukah?"

Entah apa yang dibisikkan pemuda bertubuh gemuk itu kepada Sasuke, membuat yang baru mendengar fakta sebenarnya hanya bisa berkesimpulan,

Fisik itu bisa menipu rupanya.

Pikiran Sasuke segera teralihkan, setelah dirinya sampai di ujung lorong, suara bising yang tadinya terdengar samar samar sekarang terdengar sangat jelas, teriakan teriakan yang meminta sebuah duel untuk segera dilakukan.

Benar saja, setelah beberapa sorakan terdengar, seorang pria yang memakai jas mulai memasuki panggung arena yang terletak di tengah ruangan besar itu, melihat dari penampilan dan tangan kanannya yang membawa sebuah mic, sudah dipastikan dialah yang akan berperan sebagai pembawa acara.

"Apa kalian semua menikmati pertandingannya?"

Sekarang semua lampu sorot sudah tertuju kepada seseorang, lebih tepatnya ke arah si pembawa acara yang baru saja berbicara dari tengah panggung arena, setelah kata kata itu terdengar, sorakan yang sempat mereda seakan muncul lagi, cukup untuk membuat Karin menutup telinganya.

"Kehormatan didapatkan pemenang, keputusasaan didapatkan yang kalah, bukankah kalian semua sudah mengerti aturannya?"

Seketika suara sorakan penonton semakin terdengar jelas, pembawa acara itu benar benar bisa menaikan eforia yang dimiliki para penonton, sekarang bukan Karin saja yang menutup telinganya, seorang wanita bertubuh anak kecil juga mulai menutup telinganya, sedikit menimbulkan rasa heran di dalam diri Sasuke.

"Petarung kalian akan saling bertarung, pemenangnya adalah orang yang menjatuhkan lawannya lebih dulu, ya ini adalah pertarungan hidup dan mati!"

Suara sorakan semakin menjadi, naiknya eforia diantara penonton semakin tidak terbendung, berbanding terbalik dengan ekspresi yang ditunjukkan wajah datar seorang pemuda Uchiha yang berdiri di sisi luar tribun penonton.

"Apa yang terjadi, Orochimaru?"

Sasuke sedikit merasa sensitif setelah mendengar kata hidup dan mati, melihat dari gampangnya pembawa acara itu menentukan hidup dan matinya seseorang hanya dari sebuah hasil duel.

"Kau sudah mendengarnya bukan? Para orang kaya akan menggunakan budak shinobinya untuk melawan budak shinobi dari orang kaya lainnya, shinobi yang kalah menjadi milik mereka, si pemenang"

Entah apa yang membuat Orochimaru kembali menyeringai, yang pasti melihat ekspresi penasaran di wajah Sasuke membuatnya sedikit merasa tertarik kembali dengan perilaku aneh yang ditunjukkan pemuda itu.

"Baiklah babak semifinal akan kita mulai!"

"Di sudut kanan, shinobi dibawah naungan presiden Makibi, Raimei si petir hitam"

"Di sudut kiri, sang lawan dibawah naungan presiden Himeyuri, Suzuran, si api bulan putih"

Lampu sorot mulai menerangi kedua sisi panggung setelah mendengar perkataan pembawa acara, memperlihatkan kedua shinobi tanpa tanda pengenal yang sudah saling berhadapan, bersiap untuk mengalahkan satu sama lain.

"Baiklah, tidak ada kecurangan, tidak ada dendam, ini hanyalah duel!"

"Siap?!"

Mulai!

Seketika itu kedua shinobi mulai saling menyerang, merespon sorakan yang baru saja diteriakan oleh para penonton, tidak butuh waktu lama untuk mereka berdua mengeluarkan jurus andalan masing masing, berusaha menjatuhkan satu sama lain.

Sasuke hanya diam melihat pertarungan itu dari tribun penonton, tidak ada ketertarikan dari pemuda Uchiha itu untuk berlama lama di tempat ini, apalagi dirinya yang hampir melupakan tujuan utamanya datang kesini, mencari tahu siapa Fuushin itu sebenarnya.

"Aku tidak memiliki waktu untuk mengikuti hobi kecilmu, dimana Fuushin?"

Sasuke ingin kembali fokus kepada tujuannya, tidak mau membuang waktunya hanya untuk melihat pertarungan antara dua orang bodoh, seperti yang disukai oleh orang berkulit pucat yang berdiri disampingnya.

"Ya kurasa, tapi mungkin ini satu satunya cara untuk menariknya keluar, dia hanya akan keluar jika ada shinobi yang diinginkannya"

"Whoa, Suzuran Kalah!"

Mendengar perkataan pembawa acara, membuat Sasuke dan Orochimaru yang sedang saling menatap, lantas mengalihkan pandangan mereka kearah arena yang berada di tengah ruangan, ya seseorang sudah jatuh tak sadarkan diri, seseorang berambut hitam panjang itu terlihat tergeletak tak bernyawa,

"Wah secepat itukah pertarungan mereka? tidak menarik sama sekali"

Tidak seperti ketiga temannya yang terlihat tidak berminat melihat sebuah pertarungan, di sisi lain Suigetsu sepertinya sedikit menaruh perhatiannya kearah dua shinobi yang baru saja selesai bertarung itu, berharap pertarungan itu dapat sedikit menghibur dirinya yang sedikit haus dengan suasana sebuah duel sengit, apalagi kedua shinobi yang dimaksud memiliki sebuah julukan yang cukup keren menurutnya.

"Dasar tidak berguna! untuk apa aku selama ini menyimpanmu shinobi bodoh!"

Kali ini terdengar teriakan keras dari seorang wanita gendut yang berada di sebuah ruangan khusus di atas tribun penonton, sudah bisa ditebak siapa nama wanita itu, Presiden Himeyuri pasti cukup kesal jika budak shinobinya kalah, apalagi jika mengacu kepada peraturan yang mengharuskan dirinya melepas budak kesayangannya itu.

Mendengar mantan tuannya berteriak seperti itu, si shinobi hanya bisa berjalan sambil menunduk ke arah sebuah lorong yang berada dibelakang shinobi yang baru saja menang darinya, ya itulah keputusasaan, diharuskan tunduk kembali kepada tuan barunya, namun bukan lagi sebagai budak yang bisa dibanggakan.

"Tempat ini membuatku sangat jijik"

Sasuke cukup jengkel melihat pemandangan yang baru saja terjadi, cukup untuk membuat dirinya semakin tidak tahan untuk berlama lama di tempat ini.

"Lalu kenapa kau tidak bergerak untuk membantunya, Sasuke chan?"

Entah sejak kapan wanita yang berada di sampingnya itu memanggil Sasuke dengan menambahkan suffix-chan, agak sedikit risih dipanggil seperti itu oleh anak kecil, tapi mengetahui fakta umurnya membuat Sasuke hanya bisa mewajarkannya.

"Bagi si pemenang, si kalah, semua sama aja, orang orang ini juga tidak lebih baik dari si pemenang jika mereka tidak mau membantu"

Mengetahui dirinya yang sama sama seorang budak mungkin membuat Chino sedikit terbawa perasaan, entah apa yang memotivasinya mengatakan hal seperti itu kepada Sasuke, namun yang pasti perkataannya itu sedikit menarik perhatian sang Uchiha.

"Jika kau hanya bisa mengasihani dan tidak melakukan apapun untuk menghentikan si kaya, kau sama berasalahnya, Sasuke chan"

"Hentikan Chino"

Chino yang merasa terbawa perasaan hanya bisa bergerak menjauhi Sasuke, sementara rekannya mulai mengikuti kemana wanita itu pergi.

"Cukup mengejutkan mendengar pembicaraan seperti itu dari seorang anak kecil, benar kan Sasuke kun?"

Berbeda dari Sasuke yang terlihat tenang setelah mendengar perkataan Chino, di sisi lain Orochimaru sedikit terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya itu, sesuatu yang cukup menarik dari seorang yang terlihat seperti anak kecil baginya.

"Tidak, dia lebih tua dariku"

Sasuke belum melepaskan pandangannya yang dari tadi hanya melihat kearah kemana Chino dan rekannya pergi, agak cukup mengerti dengan pandangan dari wanita itu, mungkin saat ini dirinya sedikit tersentuh setelah mendengar perkataan dari si wanita.

Apa?!

Ya semua orang sangat kaget mendengar perkataan Sasuke, mengetahui fakta anak kecil yang dimaksud Orochimaru ternyata usianya lebih tua dari Sasuke sendiri.

"Baiklah babak yang ditunggu-tunggu akan dimulai"

"Di sebelah kanan saya sudah berdiri shinobi dibawah naungan tuan Fuushin, Futsu!"

Lampu sorot mulai menyoroti sosok shinobi yang terlihat memakai pakaian berwarna hijau dengan rambutnya yang diikat kebelakang, berbeda dari dua shinobi sebelumnya, shinobi kali ini sepertinya tidak memiliki sebuah julukan, cukup untuk menambahkan kesan misteriusnya.

"Sepertinya umpan sudah dikeluarkan."

Orochimaru hanya bisa menyeringai kembali, mengetahui sebentar lagi rencana rahasianya yang sengaja ditutupi dari Sasuke akan segera dimulai.

"Dan untuk lawannya, seorang shinobi yang membawa nama tuan Orochimaru, shinobi legendaris yang menyerang pertemuan ke lima kage... sang Uchiha terakhir....Uchiha Sasuke!"

Mendengar perkataan pembawa acara membuat eforia penonton semakin meningkat, sementara di sisi lain, pemuda yang disebutkan namanya itu hanya bisa melebarkan salah satu mata onixnya, tidak percaya dengan yang baru saja dikatakan pembawa acara itu.

Berbanding terbalik dengan Sasuke yang terlihat masih tidak percaya, Suigetsu hanya bisa menunjukkan ekspresi kekecewaannya, sudah berharap nama dirinya lah yang akan disebutkan oleh sang pembawa acara.

"Apa artinya ini?"

Sasuke lantas memutar bola matanya kearah Orochimaru, masih belum mengerti untuk apa Orochimaru melibatkan dirinya dengan pertarungan yang baru saja dirinya katakan hanya membuang waktu.

"Bukankah sudah kubilang, Fuushin hanya akan keluar jika ada shinobi yang diinginkannya."

"Dia adalah.. seorang kolektor Kekkei Genkai"

Orochimaru yang mendapat tatapan kecurigaan dari pemuda Uchiha itu hanya bisa menyerah dan mulai memberitahukan maksud dari dirinya yang melibatkan si pemuda Uchiha.

"Kolektor Kekkei Genkai?"

"Ya.. mungkin dia sudah bisa merasakan sharinganmu, Sasuke kun."

"Tapi tidak mungkin dia mencariku, jika dia sudah tahu aku ada disini bukan?"

"Fuushin adalah orang yang sangat hati hati, dia bisa menutupi jejak keberadaannya dengan baik, jadi siapa yang tahu dia akan ada dimana?"

"Tapi mungkin dia akan muncul setelah pertandingannnya selesai, itulah kebiasaannya disini"

"Cih"

Sasuke benar benar tidak menyukai situasinya, ini sama saja membongkar identitasnya yang sudah dua tahun ini dia sembunyikan dari orang asing, bisa saja sharingan yang selama ini dia tutupi akan terlihat di depan banyak orang.

Mungkin dirinya akan kembali melawan bandit bandit yang berusaha mendapatkan matanya saat dirinya sedang berkelana.

"Kalau kau tidak mau, biar aku saja Sasuke!"

Di luar dugaan, Suigetsu yang tidak ingin dirinya direpotkan, justru sekarang mengajukan dirinya untuk membantu Sasuke, mungkin ini karena keinginannya untuk bertarung  yang tiba tiba saja muncul setelah melihat pertarungan sebelumnya.

"Suigetsu benar Sasuke kun, kau tidak harus-"

"-Tidak, ini harus kuselesaikan sendiri"

Setelah memotong ucapan Karin, pemuda Uchiha itu segera turun dari tribun penonton menuju kearah panggung yang sedang menunggu kemunculan dirinya.

Benar saja, setelah Semua lampu sorot menyoroti Sasuke yang sudah berdiri di sisi kosong panggung, membuat sorakan penonton semakin keras, sepertinya kemunculan dirinya di dunia bawah seperti ini sangat dinantikan.

Sasuke menyadari semuanya, lawannya yang sedang menatap tajam dirinya, sorakan penonton yang sangat keras, dan juga tatapan Khawatir dari seorang gadis berambut merah, tentu Sasuke sadar Karin mengkhawatirkannya, tapi apa boleh buat, jika ini satu satunya cara untuk mencari informasi, dia pasti tidak akan berpikir lama untuk melakukannya.

"Akhirnya kau muncul juga, kalau begitu tunjukkanlah sharinganmu, Uchiha Sasuke."

Ada satu hal yang luput dari perhatian Sasuke, Seseorang yang berada di sebuah ruangan gelap sedang mengintip dirinya dari balik tirai, seseorang yang terlihat sangat menantikan kemunculannya, pria berkacamata yang sangat misterius.

"Tidak ada dendam, tidak ada kecurangan, ini hanyalah duel satu lawan satu!"

"Ready?!"

Fight!!

Dengan terdengarnya sorakan penonton, pertarungan Sasuke dan Futsu pun dimulai, Futsu lah yang memulai pertarungan dengan mengeluarkan semburan asap melalui mulutnya, sementara Sasuke yang dari awal tidak memiliki kemauan untuk bertarung, hanya bisa mencoba untuk menghindari asap asap itu,

Memang sebuah fakta jika seseorang menyebut Sasuke memiliki insting yang kuat.

Terlihat keputusannya menghindar adalah langkah yang tepat, karena setelah asap itu mengenai sedikit jubahnya, jubah milik Sasuke langsung rusak dibuatnya, cukup untuk membuat Sasuke mengetahui jurus apa yang baru digunakan oleh Futsu.

"Futon : komu no jutsu ya?"

Futsu segera menghentikan serangan beruntunnya kepada Sasuke dan mulai mengangkat sebelah alisnya, merasa heran kepada pemuda Uchiha itu, benar benar kemampuan analisa yang luar biasa menurutnya.

"Aaaaa"

Terdengar suara teriakan yang cukup keras dari seorang wanita, cukup untuk menghentikan lajunya pertarungan, bahkan bisa dibilang membuat suasana didalam ruangan besar itu menjadi hening untuk beberapa saat.

Sasuke yang mendengarnya, lantas menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, yang diyakini berasal dari seorang wanita yang berada di balkon khusus milik presiden Makibi.

"Presiden Makibi!"

Bruak..

Sekarang terlihat penyebab teriakan itu muncul, presiden yang baru saja memenangkan pertandingan sebelumnya terlihat mulai bertingkah aneh, tanpa diduga menjatuhkan dirinya sendiri dari atas balkon, cukup membuat suasana hening menjadi sangat tegang.

Ketegangan semakin menjadi, setelah presiden yang baru saja terjatuh ke tribun penonton mulai bangkit dengan tubuhnya yang terlihat sudah mengeluarkan banyak darah, menambah kesan horor, bahwa baru saja terjadi percobaan bunuh diri.

"Manusia peledak?"

Sasuke yang menyadari tingkah aneh si presiden langsung menyadari sesuatu, ya presiden itu terlihat seperti manusia peledak yang memiliki mata merah dan pandangan yang kosong.

"Semuanya menjauh dari sana!"

Entah mungkin karena tersentuh oleh perkataan Chino sebelumnya, membuat Sasuke langsung bergerak dari tempatnya berdiri, mencoba menyelematkan semua orang dari bahaya manusia peledak.

Mata onixnya mulai berubah menjadi mata merah khas clan Uchiha, dan seketika itu pula si presiden yang sempat bangkit kembali, terjatuh tak sadarkan diri.

"Ohh itukah sharingan yang terkenal itu?"

Suasana horor yang terjadi di sekitar arena pertarungan ternyata tidak mempengaruhi sosok misterius yang sedari tadi memperhatikan Sasuke dari balik tirai, bahkan terukir senyuman di wajah sosok misterius itu, merasa semakin tertarik dengan pemuda Uchiha yang dari tadi ia perhatikan.

"Mengejutkan sekali, melihat Sasuke kun menggunakan sharingannya untuk menyelamatkan orang lain"

Orochimaru kembali menyeringai, setelah melihat kejadian yang cukup baru menurutnya, mungkin kali ini dia dibuat semakin penasaran dengan langkah Sasuke selanjutnya, entah mengapa Sasuke selalu berhasil mengejutkan dirinya dengan langkah langkah tak terduga yang selalu diambil oleh Uchiha itu.

Kericuhan mulai tampak menghiasi ruangan itu, para penonton mulai panik setelah perilaku aneh presiden Makibi ternyata diikuti oleh beberapa penonton lainnya,

Ya semakin banyak manusia peledak yang bermunculan.

Tapi sekarang situasinya jauh lebih buruk, sepertinya para manusia peledak sudah sengaja dilukai secara bersamaan, Sasuke sendiri tidak mungkin menggunakan genjutsunya secara bersamaan kepada manusia manusia peledak itu, karena jika diperhatikan, letak mereka tidak lagi berkumpul, melainkan saling menjauh, berusaha menciptakan kerusakan yang lebih besar dengan meledakan diri mereka secara bersamaan di berbagai sudut ruangan.

"Kita tidak mungkin menyelematkan mereka semua, tapi setidaknya kita bisa mengurangi jumlah korban"

Entah sejak kapan, tiba tiba saja Yamato sudah berada di tribun penonton, mencoba menginstruksikan Sasuke dan yang lainnya, agar lebih fokus meminimalisir kerusakan, bukan fokus untuk menyelamatkan para manusia peledak.

Yamato sendiri mulai bergerak, mencoba menyelimuti salah satu manusia peledak dengan elemen kayunya sebagai usahanya untuk meminimalisir terjadinya ledakan yang lebih besar.

Sama seperti Yamato, Orochimaru juga mulai bergerak dengan menyelimuti beberapa manusia peledak dengan ular ularnya, tujuannya sama mencoba meminimalisir terjadinya ledakan yang lebih besar.

Sementara manusia peledak yang masih tersisa diserahkan kepada Suigetsu untuk diselimuti oleh jurus penjara bola airnya.

"Aaahh"

Terdengar kembali teriakan dari seorang wanita, tapi kali ini bukan lagi berasal dari salah satu pelayan para presiden, melainkan seseorang yang dikenal Sasuke, ya Chino sedang berada di depan manusia peledak yang sudah memasuki tahap akhirnya, dan mungkin akan segera meledak sebentar lagi.

"Chino!"

Sasuke segera bergerak menghampiri wanita itu, mencoba melindungi wanita itu dari efek ledakannya, ya untungnya dia berhasil sampai tepat waktu, walaupun dirinya beserta wanita itu harus terpental beberapa meter akibat ledakan dari manusia peledak itu.

"Sasuke kun!"

Karin yang saat ini sedang dilindungi oleh Jugo, menyadari seseorang baru saja melemparkan kunai kearah Sasuke dan Chino yang sekarang sedang terpojok di sudut ruangan akibat dari ledakan barusan, seakan si penyerang tidak memberi mereka jeda untuk setidaknya mencoba untuk mencari tahu apa yang baru saja terjadi.

Entah mungkin insting yang kali ini menggerakan tubuh Karin, berhasil lepas dari penjagaan Jugo, dirinya langsung bergerak ke arah tempat Sasuke berada sambil memegang sebuah kunai ditangannya, berusaha menghalau pergerakan kunai tersebut.

Trang..

Terdengar suara dua logam yang beradu, menandakan usaha Karin menangkis kunai tersebut berhasil dilakukannya, setidaknya untuk kali ini, sebelum satu kunai lagi muncul di depan matanya, namun kali ini si kunai berhasil melewati dirinya, tapi kali ini Sasuke lah yang berhasil menghindari kunai tersebut, ada sedikit jeda setelah pemuda Uchiha itu menghindari serangan mendadak itu, cukup untuk mengetahui sosok bayangan yang muncul di lorong gelap, sudah dipastikan dialah dalang dari penyerangan itu.

Si bayangan yang sadar dirinya sudah ketahuan, mencoba meninggalkan ruangan itu, sebelum Sasuke mulai bergerak mengikutinya, namun apa daya kali ini terdengar kembali teriakan wanita yang cukup untuk menghentikan langkahnya mengejar sosok bayangan yang baru saja menyerangnya.

Sasuke memang berhasil menghindar dari serangan kedua, namun berbeda dengan wanita yang baru saja dilindunginya, ya kunai tersebut berhasil menembus sisi bahu milik Chino, membuat si wanita berteriak kesakitan.

"Sudahlah tenang, aku sudah mencabut kunainya, kau boleh menggigit lenganku agar lukamu bisa sembuh"

Entah sepertinya Karin juga tersentuh mendengar perkataan Chino sebelumnya, membuat si Kunoichi berambut merah itu tergerak untuk membantu si wanita yang sedang kesakitan, setelah Sasuke yang mulai tergerak kali ini juga Karin yang mulai tergerak, membiarkan sosok asing mulai menghisap chakranya melalui sebuah gigitan di lengannya.

"Hn, kerja bagus Karin, dan juga terima kasih"

Di lain sisi, sepertinya Sasuke sedikit menyadari sesuatu, merasa berhutang sebuah ucapan terima kasih setelah tindakan si kunoichi yang baru saja bergerak melindunginya,

Dan tanpa sadar sebuah senyum kecil terukir di wajah datarnya.

Tapi kali ini Karin berhasil menyadari senyum itu, membuat dirinya merasakan sebuah perasaan hangat yang jarang dia rasakan dari seorang pemuda Uchiha, dan juga membuatnya tanpa sadar membalas senyum hangat itu.

Sesuatu yang baru baru saja dirasakan oleh Sasuke, suatu perasaan hangat yang timbul dari senyum si kunoichi, bukan lagi senyum menggoda atau senyum seorang fans fanatik yang membuat si pemuda merasa risih.

Sebelum akhirnya perasaan hangat itu lenyap seketika, dikarenakan kedatangan Orochimaru yang menghampiri Sasuke, membawa sebuah berita yang baru saja dibisikkan oleh seorang pria berjas pada dirinya.

"Sasuke-kun, Fuushin ingin bertemu denganmu."

To Be Continued.

Bab berikutnya