"Saya hanya bertanya saja, kenapa bapak begitu gusar? Atau jangan-jangan…"
"Tidak, ini tidak seperti yang kamu pikirkan tentangku. Aku baik-baik saja," jawab pak Gibran memotong bicara Citra.
"Hahaha…" Citra tertawa sampai membuat anggota tubuhnya bergoyang-goyang, begitu juga dua bukit kembarnya.
Lagi dan lagi pak Gibran tertuju ke arah sensitif itu. Dengan cepat pak Gibran mengalihkan semuanya.
"Kenapa kamu tertawa, Citra? Kau ini sungguh berani menertawakan gurumu," ujar pak Gibran cetus.
"Hahaha, aduh… Maaf, bapak memang guru di sekolahku, tapi bapak tidak pernah sekalipun masuk di kelas jurusanku dan memberikan materi pembelajaran, jadi… Apakah itu bisa disebut guru?" bantah nya dengan berani seraya kembali tertawa.
"Kau! Siapa wali kelasmu, hah? Bapak akan mengadukanmu," ujar pak Gibran bersungguh-sungguh dengan amarahnya kali ini.
"Pak," panggil Citra menyentuh paha pak Gibran. Seketika pak Gibran terkejut karena sentuhan tangan Citra yang begitu hangat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com