Dengan ragu-ragu pak Gibran kembali keluar dari kamar mandi, dia melihat Bianca masih mondar mandir di kamar seolah sengaja menunggu pak Girban segera keluar dari kamar mandi. Pak Gibran terkesiap menatap wajah Bianca yang tampak cemas.
"Pa, ada apa? Kau merasa sakit lagi? Di bagian mana, Pa? Apakah kita perlu ke dokter malam ini?" Bianca menghampirinya tampak cemas.
"Tidak, aku hanya… Ehm, aku sedikit lelah. Maafkan aku, Ma…" sahut pak Gibran dengan ragu-ragu.
"Sssttt… Maafkan aku, Pa. Aku terlalu buru-buru dan tidak sabar, aku sudah memaksa untuk papa melakukannya," jawab Bianca menimpali.
"Kau, kau tidak marah?" tanya pak Gibran terbata-bata.
Bianca menghela napas panjang lalu tersenyum menatap lekat wajah pak Gibran, "Untuk apa aku marah, Pa? kita bisa melakukannya lain kali, hum? Ayo, sekarang kita tidur." Bianca menarik pelan tangan pak Gibran menuju ke ranjang lantas mereka tidur bersama.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com