Setelah kini mereka berhenti di satu tempat, dimana terdapat sebuah dermaga yang menjorok ke arah pesisir pantai. Sangat indah, angin malam yang berhembus dari arah laut membuat Khanza sedikit bergidik menahan kedinginan yang mulai menusuk melalui pori-pori kulitnya.
"Kau kedinginan?" tanya pak Gibran sembari hendak membuka jaketnya.
"Tidak, jangan di buka jaketnya. Nanti kau malam jadi demam sepulang dari sini," ujar Khanza mencegah pak Gibran hendak membuka jaketnya.
"Aku tak apa, aku lebih takut kau yang sakit setelah pulang dari sini," jawab pak Gibran seraya menatap wajah Khanza dengan lembut.
Seketika Khanza memeluk langsung tubuh pak Gibran yang tengah berdiri di depannya saat ini. Pak Gibran tersentak ketika Khanza langsung saja memeluk erat tubuhnya. Pak Gibran menarik napasnya sejenak, dia merasakan kembali kehangatan pelukan Khanza yang masih tetap sama.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com