Saat memasuki sebuah ruangan yang tadinya Khanza pikir adalah kamar pribadi Devano, tapi nyatanya setelah berada di dalam ruangan tersebut, Khanza mengerutkan kening, dia merasa heran. Ruangan yang berisi sebuah kursi dan meja kerja saja, namun ada banyak foto-foto yang terpajang menggantung di dinding ruangan.
"Sejak aku menjadikan ini ruang rahasiaku, tidak ada satupun yang boleh menginjakkan kaki di ruangan ini kecuali diriku," ujar Devano menjelaskan.
Khanza sedikit terkejut, juga takut. Ada apa dengan ruangan itu?" tanya nya dalam hati.
"Eeh… Lalu, kenapa kau mengajakku kemari?" tanya Khanza kikuk.
Devano tersenyum seraya mendorong tubuh Khanza untuk melangkah mendekati sebuah komputer diatas meja. Komputer itu sudah dalam keadaan menyala sejak tadi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com