Khanza pergi setelah berlari menuju toilet setelah berhasil keluar dari dalam ruangan tadi. Ibunya menyusul dari belakang, setelah sampai di ruang toilet yang sempat membuatnya gusar entah itu dimana. Akhirnya pun dia menemukannya, di dalam ruang toilet Khanza meluapkan segala tangisannya.
Langsung saja sang ibu memeluknya, memeluknya dengan erat. Khanza sesenggukan dalam dekapan ibunya. Dia tak peduli meski setelah itu dia akan mendapat sebuah tamparan keras dari ibunya.
"Menangislah, jika itu bisa menguatkan hatimu sendiri, Nak!" ucap ibunya. Tentu saja hal itu semakin membuatnya menjadi-jadi, ada perasaan lega di tengah tangisannya itu, karena ibunya mengucapkan kata demikian.
Hampir setengah jam Khanza menangis, sudah cukup membuatnya lega. Sang ibu masih setia menemaninya di ruang toilet.
"Kau sudah lega?' tanya ibunya sambil merapikan poni rambut Khanza yang sedikit menutupi wajahnya.
Khanza mengangguk menanggapi pertanyaan ibunya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com